Friday, December 24, 2010

When 'waiting' becomes sooo..meaningful!


Imagine a bunch of 4 and 5 year olds, waiting quietly without a sound for a good 15 minutes….Impossible, right?
SO WRONG!

Mendekati akhir semester, anak-anak dikunjungi oleh tamu istimewa…Sammy, the turtle! Saat Sammy datang, didalam sebuah keranjang tertutup…anak-anak sedang sibuk melakukan berbagai kegiatan di kelas.
Beberapa anak berlarian mendekati teacher…’Bawa apa….apa itu?’ Yodha menoleh, tetapi tetap duduk di meja kegiatannya. Dengan nada yang dewasa, ia berkata ‘Aku tahu, pasti binatang!’ Lalu ia senyum lebar dan segera ikut mendekat. Ternyata ia juga sangat ingin tahu binatang apa yang ada di dalam keranjang.

Sebelum Sammy dikeluarkan dari keranjangnya, Teacher menjelaskan bahwa Sammy harus didekati dengan sangat hati-hati. Jika terlalu ribut, Sammy takut dan akan sembunyi di dalam cangkangnya. Anak-anak langsung membuat lingkaran dan saling mengingatkan untuk diam. Mereka ingin sekali melihat Sammy mengeluarkan kepalanya. Demikianlah selama 10 menit selanjutnya, anak-anak mengelilingi Sammy dengan penuh kesabaran dan kesunyian.

Kesimpulan: pembiasaan perilaku yang sulit sekalipun bisa diajarkan pada anak-anak asalkan dengan cara yang bermakna bagi mereka.

MERRY CHRISTMAS bagi yang merayakan dan HAPPY NEW YEAR 2011.
C u back at School January 5, 2011.

Performance di Senayan City





Beberapa performance dalam acara DORA di Senayan City awal Desember yang lalu…Nursery Rhymes (5 little monkeys/5 Brown Buns/3 Jelly Fish); Drama: the Princess and the Frog, Tarian Tradisional Sumatera Tor Tor ; Fun and games

Saturday, November 13, 2010

Let's Measure!


‘Let us Measure’ has been an extended topic this semester. The children learned to measure length with their hands and feet, also using a ruler and a measuring tape. They measured almost everything in the classroom – the tables, chairs, doors and windows, the book rack and more..

Moving on from objects to measure their own bodies, the children enthusiastically measured their own weight, height, arm length, waist and more…Dylan also measured the length of his finger!

Still more measuring during cooking class (Pizza Math)…like how much flour and yeast need to go into the mixing bowl to make pizza dough. Then there are mushroom pieces to count.. teacher says each child gets to add in 4 pieces to make the topping. ‘Hmmm…but how do we divide the grated cheese?’ We can’t count it. The children thought hard…’Pakai sendok aja’, offered a child. ‘That’s a very good suggestion’, said Teacher.

The pizza was all baked and ready to eat. 'Not just yet, Children! There’s still one more problem to solve.' Terutama untuk anak-anak TKB..’Pizzanya ada 2 loyang’…'Anak-anaknya di meja TKB ada 9..bagaimana kita membaginya?' Yoda and Putra volunteered to solve the problem. Finally! it was time to eat the pizza….mmmm so good sampai mama Rean ingin tahu resepnya…orang tua bisa meminta resepnya ke K. Tri.

Wednesday, November 10, 2010

Ngomong-ngomong soal presiden

Saat circle time kemarin pagi, teachers membuka diskusi mengenai tema 'My country' dengan menanyakan kepada anak-anak, ' Siapa yang tahu nama President Indonesia?' Rata-rata anak-anak menjawab, 'SBY'. Hanya Putra yang tahu nama lengkap Presiden.

Reno: Kak, Soekarno gambarnya bagaimana?
Teacher: Soekarno Presiden kita yang pertama. Nanti kakak carikan dulu ya fotonya.
Popo: Kak, presiden kenapa ganti-ganti?
Teacher : Presiden ada masa jabatannya - 5 tahun. Setelah 5 tahun kalau dipilih lagi oleh rakyat, presidennya tetap sama

Teacher kemudian menjelaskan mengenai Wakil Presiden.
Raga : Presiden kita siapa aja, Kak..mana fotonya?
Teacher menyebutkan satu per satu, namun untuk fotonya akan dicari dulu.

Circle time tadi pagi, teachers review apa yang dibahas kemarin. Rupanya anak-anak banyak yang menonton televisi menanyangkan kedatangan Obama ke Indonesia.

Teacher: Siapa Presiden kita?
Raga : Obama!
Teacher: Obama Presiden Amerika Serikat, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono
Ghia/Reno : Kak, semalam aku lihat Obama di TV
Ghia : Kak, Obama kan pernah tinggal di Indonesia...SDnya di Menteng.
Popo: Kalau wakil Presiden Obama Siapa, Kak?
Teacher: Wah...siapa ya wakilnya..ngga pernah denger, nanti kakak caritahu dulu ya.
Reno: Kak, koq SBY bersulang?
Teacher : O itu sama seperti kita kalau tos (coba Reno tos..TOS!)..tos untuk kedamaian kedua negara.

Monday, November 8, 2010

At the Butterfly Farm

Tgl 28 oktober yang lalu, saraswati preschoolers outing ke taman kupu-kupu dan rumah sosis di bandung - sebuah pengalaman yang sangat menarik bagi anak-anak..


Dylan : Memang harus pake topi? (anak-anak diberikan topi berwarna-warni saat masuk ke taman kupu)
Guide : Iya..supaya kupu-kupu hinggap di topi. Kupu kan senang warna cerah



Dylan: Kenapa bentuk kempompong beda-beda?
Guide : Iya, kupu yang keluar juga berbeda macamnya.

Gian: iiiii..ulatnya gede! Serem!



Tiana : Yang ini mati ya?


Guide: Ini ngga mati.. dia baru keluar dari kepompong istirahat dulu..

nggak langsung terbang.

Guide: Kalau mau pegang kupu dari badannya bukan sayapnya. Kalau dari sayapnya, mengurangi umurnya.

Hasbi : aku takut pegang
Mama Hasbi memberikan contoh pada Hasbi tapi Hasbi tetap takut.

Selesai di taman kupu-kupu, anak-anak puas bermain di playground. (untuk foto-foto akan diupload ke FB...)

Thursday, November 4, 2010

Dadu tersangkut di plafond

Hasbi sedang bermain dengan dadu yang digunakan oleh anak-anak untuk floor game. Ia melemparnya terlalu tinggi sehingga tersangkut di plafon.
Hasbi: Kak, lihat dadunya di atas.

Teacher mengambil kesempatan ini untuk melatih problem solving skills anak-anak. Teacher mengajak anak-anak untuk memikirkan solusinya bersama.

Reno : Pakai tangga yang panjang, diambil pakai tangga
Teacher: Kalau tidak ada tangga?
Reno : Ngga bisa!
Dylan : Pakai sarang laba-laba! (spiderman!)
Yoda : Pakai tangga gede, pakai sapu, pinggirin lalu jatuhin! (sangat detail!)
Reihan: Pakai tangga, di rumah lama ada tangga. Kalau ngga ada tangga ngga bisa ambil.
Dinda/Sisi : Pakai kursi yang tinggi, lalu pakai sapu, ambil deh dadunya.

Teacher: Ok, sekarang kita kumpul disini, semuanya berdiri...siapa diantara anak-anak yang paling tinggi akan coba mengambil dadunya.
Anak-anak kemudian sibuk membandingkan tinggi badan masing-masing dan menyimpulkan bahwa Dylan yang paling tinggi diantara mereka (pelajaran matematika yang sangat praktis!)..." Dylan, Kak".
Lalu Dylan mencoba, ternyata tidak cukup tinggi. Raga, Yoda, dan Dinda juga mencoba, tetapi masih tidak bisa diambil.

Teacher: Bagaimana, apakah ada ide lagi?
Anak-anak : Kakak aja yang naik.
Teacher: Ok, tolong pegang kursinya biar kakak naik. Dengan bantuan sapu, akhirnya dadu bisa dijatuhkan.
anak-anak : YES!!!!

Kegiatan seperti ini terlihat sederhana,sehingga seringkali dianggap sepele. Namun, justru kegiatan sehari-hari seperti inilah yang memiliki makna pendidikan yang tidak ternilai. Soft skills anak-anak (dalam hal ini problem solving) terlatih. Manfaatnya mungkin tidak langsung terlihat seperti kemampuan calistung, tapi dalam jangka panjang, soft skill seperti ini akan sangat membantu anak.

Gunung meletus

Sesuai dengan kejadian aktual, kegiatan sains di kelas kali ini adalah peragaan gunung meletus. Anak-anak ternyata cukup aware tentang kejadian disekitar mereka. Berikut pemikiran dan imajinasi mereka mengenai gunung meletus.

Najwa : Kak, tahu ngga, kenapa mbah Marijan meninggal? Kan dia karena tahan napas
Zilla: Karena kena letusan gunung Merapi, Kak.
Teacher: Gunung yang meletus dimana, ada yang tahu?
Raga : Yogya, Kak...orang-orang tidak bisa napas udara kotor, harus udara bersih.
Najwa : Kak, gunung terbuat dari apa?
Teacher: Gunung berapi itu ada batu-batuan,ada gas-gas panas, ada lava
Najwa : Coba gunung dari eskrim...kalau meletus bisa dimakan
Gia: Coba gunung dari coklat, kalau meletus orang-orang bisa makan coklat
Hasbi : Pernah nonton TV gunung meletus!
Najwa: Kalau gunung meletus, tanahnya goyang
Tiana : Kak, ada hujan meteor!

Monday, October 25, 2010

Kenapa anak saya tidak mau diatur jika dirumah?

Beberapa orang tua mengeluh..bahwa anak-anak koq dirumah nggak bisa diatur ya? Anak-anak seolah-olah lebih bisa menerima otoritas guru ketimbang otoritas orang tua, untuk mengetahui kenapa demikian, silahkan cermati pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Apakah anda memberikan batasan-batasan pada anak dan secara konsisten
menjalankannya di rumah…simak cerita berikut…

Dua keluarga sedang bermakan-makan di restoran. Keduanya memiliki anak usia prasekolah. Saat anak-anak tersebut mulai naik ke atas pemisah antara 2 meja, keluarga pertama hanya mengatakan ‘jangan, nak..’ beberapa kali tapi tidak ada tindakan. Dalam hal ini pesan yang didapatkan oleh si anak adalah ‘aku ngga boleh naik tapi jika aku melakukannya, tidak apa-apa juga’.

Di lain pihak, keluarga kedua, selain mengatakan ‘tidak boleh naik karena mengganggu orang lain’ juga mengangkat anak tersebut untuk kembali duduk di kursinya (tidak dengan marah). Dan hal ini berulang beberapa kali. Untuk menarik perhatian anak, mereka melibatkan si anak dalam percakapan mereka. Pesan yang didapatkan oleh anak adalah’ aku memang tidak boleh naik karena mengganggu orang lain’.
kedua pesan tersebut akan tertanam dalam diri si anak, dan kita bisa memprediksi anak yang mana yang akan berperilaku secara disiplin dalam situasi yang lain. Pesan mungkin saja tidak langsung tertanam, harus beberapa kali sehingga memang diperlukan konsistensi dari orang tua.

2.Apakah arti otoritas bagi anda? ‘being in control’ ataukah ‘being in charge’?

‘Being in control’ berarti mengharapkan agar si anak mengikuti perintah anda apa adanya
‘Being in charge’ berarti mengendalikan situasi demikian sehingga si anak terbantu untuk mengendalikan dirinya

Simak kejadian aktual berikut :
Seorang anak merusak bangunan dari balok yang dibuat oleh beberapa temannya. Teman-temannya berteriak. Guru intervensi, dan memisahkan si anak dari teman-temannya. Guru mengajaknya bicara.
Guru: Ada apa.. kenapa sampai merusak bangunan temanmu?
Anak: Aku mau aja!
Guru:Kalau temanmu merusak bangunanmu, gimana perasaan kamu?
Anak: Tapi kan si A ngga mau main sama aku
Guru: Kadang-kadang kalau teman kita lagi nggak mau main sama kita, itu hak dia. Kita nggak bisa memaksa. Emang kamu suka dipaksa kalau lagi ngga mau main?
Anak: Aku kan ngga pernah punya teman dari dulu. Kakak kan ngga pernah tahu si A ngga pernah mau main sama aku dari PG.
Guru: O..gitu (ternyata si anak sudah menyimpan perasaan negatif - bahwa tidak ada yang suka bermain bersama dirinya - sudah cukup lama).

Teacher berpikir bahwa si anak perlu tahu bahwa tidak hanya dia yang memiliki perasaan seperti itu, bahwa perasaan seperti itu wajar, tetapi yang perlu diketahui juga oleh si anak adalah bahwa yang bisa merubah situasinya adalah dirinya sendiri. So teacher membagikan pengalamannya..

Teacher : Aku pernah juga lho pengen sekali berteman sama seseorang terus orang itu ngga mau…sedih juga sih, tapi ya sudah aku cari saja teman yang lain untuk bermain.

Anak diam mendengarkan dan mencerna apa yang dikatakan oleh teacher (dengan ekspresi yang masih sedih)

Teacher: Kalo aku lihat sih, teman-temanmu masih mau koq bermain sama kamu..
Teacher memanggil teman-teman untuk mengajak si anak bermain outdoors….dan mereka pun menghampiri dan dengan senang hati mengajak si anak untuk bermain bersama. Tidak lama kemudian si anak terlihat ceria kembali .

Dengan tidak memberikan perintah pada anak, tetapi memanggil dan berbicara dengannya, teacher tidak mengendalikan si anak, tetapi mengendalikan situasinya dan terlihat bahwa si anak terbantu untuk mengendalikan emosinya.
Pertanyaannya adalah apakah anda cukup sabar untuk melakukan hal ini secara konsisten di rumah.

Untuk tips lebih lanjut silahkan baca www.babyart.ort/school-age/tips-on-disciplene.html

Wednesday, October 6, 2010

Saraswati Preschool: Daydreaming (alias bengong)

http://www.psychologytoday.com/blog/the-power-daydreaming/200910/how-daydreaming-helps-children-process-information-and-explore-ide

Daydreaming (alias bengong)

Saat teacher sedang menjelaskan sesuatu, beberapa anak terlihat ‘bengong’…
Teacher: Coba semuanya dengarkan dulu…kalo mau bengong, nanti selesai penjelasan ini, kakak beri waktu untuk bengong sejenak.
Selesai penjelasan, teacher menepati janjinya, ‘Ok, sekarang diberi waktu 5 menit untuk daydreaming’
Anak-anak: Kak, 3 menit aja!
Teacher : Boleh, 3 menit, tapi kalau daydreaming itu tidak ribut, tidak bersuara!
Anak-anak semua diam. Reno, Yoda dan Putra mulai tiduran. Teacher mengingatkan, ‘tidak ketiduran…coba kita menghayal dan selesai 3 menit, yang mau cerita boleh!
Anak-anak memperhatikan sand clock…beberapa terlihat tidak sabar...ternyata 3 menit lama juga ya!
Selesai 3 menit…
Yodha: Kak, aku menghayal pesawat ada turbo chargernya
Najwa: aku pura-pura ke angkasa, ambil bintang. Aku bawa turun dan disimpan. Kalau aku mau berharap baru diambil.
Teacher: Harapan Najwa saat ini apa?
Najwa: Aku ingin kue
Anak-anak yang lain: Kak, ngga menghayal apa-apa!
Ternyata bengong atau daydreaming kalau disengaja tidak mudah ya! Mungkinkah pertanda kita terlalu banyak melatih otak kiri anak?!
(c more @ www.saraswatipreschool.blogspot.com)

Coraline - kenapa aku nggak boleh nonton?

When a 4 year old gives all logical explanations to watch a movie we don’t think is appropriate for her…..

Fay: Kak, kenapa sih aku nggak boleh nonton ‘Coraline’?
Teacher: O..Coraline. iya sebaiknya Fay tidak nonton film itu karena banyak kekerasan terhadap anak kecil. Kekerasan seperti anak yang dikunci di dalam ruangan.
Fay: Tapi, kan itu cuma film
Teacher: Iya, tapi kalau film itu membuat kita merasa tidak nyaman, untuk apa kita tonton?
Fay: Kak, aku nggak takut koq nonton film Coraline!
Teacher berpikir apa lagi yang bisa dikatakan untuk convince Fay…
Teacher: Kalo ada film yang lebih baik, kenapa nggak Fay nonton film yang itu saja?
Popo (mendengar conversation antara Fay dan teacher) : Iya, Fay..nonton ‘Tom and Jerry’ aja!
Teacher: Wah…Tom and Jerry juga banyak kekerasan ya ..mereka saling memukul!
Fay: Film ikan duyung! (sambil memperagakan gerakan ikan duyung dengan kedua kakinya).
Popo: Ikan duyung kan nggak ada kakinya, tapi ada sirip!

….. mungkin ada baiknya kita research dulu ide dasar dari film, pesan yang ingin disampaikan ….adakah sesuatu yang positif dan sesuai dengan nilai-nilai kita? Jika ya, baru kita membuat judgement apakah si kecil cukup matang untuk memproses pesan-pesan tsb..yang pasti si kecil harus ditemani saat menonton film-film seperti ini. Tapi jika kita sendiri merasa tidak comfort, ya alihkan saja perhatiannya ke film lain.
(C more @saraswatipreschool.blogspot.com)

Friday, September 24, 2010

Delightful Challenge

That sure was a looong holiday!…Happy Idul Fitri to those celebrating and mohon maaf lahir batin… Mohon maaf also for the long break from updating our blog..By the way, school has started and the children are back. We have a new friend in TK, and lots of stories about how the children spent their holidays. This week’s delightful challenge is putting the children (15 active four and five year olds) in 2 groups for a competitive game of ‘answer the questions’ based on a story read earlier. After a very long holiday, that was definitely a challenge!

“Ok, let’s divide the class into 2 groups and name your group. Let’s see…Ghia, Yodha, Tiana…..in group 1; Raga, Mirza, Hasbi, Najwa….in group 2”

Chaos ensued.
“ aku sama Ghia”; “Aku sama Yodha”; “ Aku sama Raga” the children shouted excitedly, each one hanging on to their closest friend. “Hmmm…wasn’t going to be easy.”
“ Alright then, all girls in group 1 and all boys in Group 2” It took a while for the girls and boys to gather in 2 groups.
“Ok, girls, decide on a name for your group. Boys, decide on a name for your group”

Another chaos ensued as the children again broke up into pairs and chose a name for themselves.
“ aku sama Najwa dolphin; aku dinosaur; aku snake; kalau kadal apa bahasa Inggrisnya?;” and on it went.
After some explaining that each group should have only one name representing the whole group and agreed to by everyone, the girls immediately bundled up together and quickly decided on the name ‘dolphin’; In the meantime the boys were still struggling.
“Boys, you have 5 or 6 names here, let’s vote – the name with more votes will be your group name” Whew! that worked and the boys finally had a group name.

Then it was on to the next challenge - getting 15 children not to shout out the answers at the top of their voices all at the same time, er sometimes a little bit too close to the ears..but to follow the rules of the game. Indeed, we are definitely back and having fun again!

Saturday, August 14, 2010

Stres Persiapan Masuk SD

Kelompok TKB sedang mengerjakan soal-soal sebagai persiapan masuk SD. Teacher berkeliling membimbing masing-masing anak satu per satu. (Sudah ciri khas Saraswati bahwa walaupun anak-anak berada dalam 1 kelompok, belum tentu semuanya mengerjakan yang sama). Reno berteriak,’Kak, yang ini bagaimana?’
Teacher: Reno kerjakan saja dulu, tadi kan kakak sudah beritahu. sebentar lagi kakak ke kamu, ini kakak sedang bantu teman kamu dulu.
Reno: aku mau pindah sekolah aja!
Reno: sekolah sana kan hanya warnain aja, ngga harus belajar nulis!
Raga: Sekolah sana kan kamu bilang banyak PRnya!
Putra: Kalo belajar juga bisa koq seperti aku!
Yoda: Biarin, pindah aja!

Aku Suka yang Putih

Saat mengerjakan matematika dalam kelompok kecil,
Raga: Kak, aku nggak suka lagi sama Najwa (Raga pernah perhatian sama Najwa- lihat cerita blog yang lalu)
Teacher: Kenapa nggak suka?
Raga: Kan, aku suka yang putih
Teacher: Berarti kamu ngga suka sama kakak dong, kakak kulitnya hitam!
Raga: Bukan seperti itu! Aku suka sama Kakak!
Teacher: Tapi kan kakak kulitnya hitam, katanya kamu nggak suka lagi sama yang hitam!
Raga: Ngga seperti itu, kak!
Teacher: Terus kamu suka sama siapa?
Raga: Sama Feli
Teacherr: O tapi kan Feli sudah di SD sekarang
Raga: Iya, kan boleh suka aja!
Teacher: O, Iya boleh boleh aja sih!
Najwa: Kak, kata Papa aku minum susu yang banyak supaya putih bersih
Teacher: Najwa, lihat kakak-kakak, kulitnya hitam tapi manis kan! Kamu pun manis dan cantik. Tidak apa kulitnya hitam!
Yoda: Kak, aku suka sama semua!

Durian Kecil dan Sri yang Kaya

Anak-anak sedang bermain pagi hari. Yoda, raga, putra dan Reno, sudah lelah bermain bola. 4 sekawan ini kemudian bergegas mencari keong di semak-semak yang mengelilingi pohon srikaya, yang sedang berbuah. Salah satu diantara mereka nyeletuk ‘ Kak, ini buah apa, durian kecil ya?’
Teacher: Bukan durian kecil, tapi srikaya
Anak1 : Wah…Sri yang kaya, ya (semua tertawa)
Anak 2 : Bisa dimakan, Kak? Seperti apa rasanya, Kak?
Teacher: Bisa dimakan kalau sudah matang. Rasanya manis.
Anak3: Kalo gitu kita petik aja, Kak
Teacher: Kakak ngga tahu yang mana yang sudah matang, coba kita Tanya mba Sarti
Mba Sarti (yang sedang memperhatikan mereka, dengan suara yang medok): Belum…jangan dipetik belum matang, nanti 2 hari lagi!
Teacher: Ya, nanti 2 hari lagi kalau sudah matang, kita minta mba Sarti petik supaya bisa kita makan saat snack time.

Anak-anak kemudian lanjut mencari keongnya. Putra dan Raga sering mengumpulkan keong dan ada beberapa yang sudah mereka bawa pulang. Pagi itu, Raga dan Putra sharing mengenai keong peliharaan mereka
Raga pada Putra: Putra, tadi pagi ke sekolah, keong kamu lagi ngapain?
Putra: Tadi masih tidur!
Raga: Keong aku tadi sudah bangun!

2 hari kemudian, mba Sarti tidak lupa dengan janjinya dan beberapa buah srikaya sudah disiapkan saat snack time. Saat Yoda meremas salah satu dari buah tersebut, terlihat daging buah berwarna putih.
Yoda: Kak, yang ini sudah matang..lihat ini putihnya!
Teacher: Iya, sini kakak bagi supaya semuanya bisa merasakan buah srikaya
Putra: Aku geli, nggak mau!
Raga: Aku juga nggak mau! Reno juga tidak suka!
Hanya Yoda yang suka…wah, nikmat sekali manis buahnya menurut Yoda.

Thursday, July 22, 2010

What is PLAY?


PLAY is FUN and LAUGHTER
Tidak ada target yang harus dicapai,
tidak perlu takut salah,
tidak perlu bersaing



PLAY is WORKING TOGETHER and CARING FOR FRIENDS
Saat bermain bersama di kemudi putar, Putri belum pegangan..



Zila, Gia, dan Anya menghentikan kemudi putar, membantu Putri untuk berpegangan, dan mereka pun lanjut berputar

PLAY is MAKING DECISIONS, MAKING CHOICES.
Aku mau main apa ya? main bola…pasir, atau naik ke tree house?
Aku mau main sama siapa?
Aku mau duduk disini aja!

PLAY is CREATIVE
Roda biasanya digunakan untuk melompat. Yodha punya ide baru. Ia mencoba menggelindingkan roda. Raga meniru dan mereka balapan roda. Tidak lama kemudian anak-anak yang lain ingin mencoba menggelindingkan roda.

PLAY is PROBLEM SOLVING
Gian menggelindingkan roda terlalu jauh, dan roda jatuh jauh di areal taman. Gian mencoba mengangkat dan menggelindingkannya lagi. Wah, ternyata tidak mudah ya Gian..permukaan tanah tidak mulus. Roda jatuh terus. Gian mencoba terus. Yes! Ia berhasil mendorong roda balik naik ke areal bermain.

PLAY is TAKING TURNS



PLAY is OBSERVING
Tiana memperhatikan si bekicot bergerak terhadap daun dan meninggalkan jejak berlendir di belakangnya. Antenanya ada 4!

PLAY is MAKING A STATEMENT
Aku sayang binatang, makanya aku nggak memasukkan bekicotnya ke dalam kotak!


PLAY is FEELING CONFIDENT and ON TOP OF THE WORLD

Back to School!

It’s back to school
For fun and play with old friends
And to know new ones
There’s laughter, chatter and joy
Cheer is all around
As the group of boys get back together
And the girls busily share their tales.
But oh.. there’s wailing too
As the new younger ones adjust
Angry shouts once in a while
Are also part of it
As a younger one takes apart
The airplane built by the older ones
‘They are new and younger
‘you need to gently tell them’, says teacher
The children try to do as teacher says
Everyone starts to settle in
Yeah…it’s definitely back to school
For another wonderful year ahead!

Friday, June 25, 2010

JOIN US AT CENTRAL PARK

Performance yang sudah lalu, 20 Juni 2010 tema "Tradisional"





Jadwal berikutnya:
10 Juli 2010
Tema "English"
Performances : 1. Momo Monster
2. Rhymes
3. Menyanyi bersama
4. Drama "Frog Prince"
11 Juli 2010
Tema "Lingkungan"
Performances : 1. Menyanyi bersama lagu Lihat Kebunku
2. Menyanyi bersama lagu Burung Kutilang
3. Two Little Blue Bird
4. Drama "Grouchy Lady Bug"
5. Membaca puisi
6. Ensemble musik dari barang bekas

17 Juli 2010
Tema "Indonesia"
Performances : 1. Menyanyi bersama lagu Awan Putih
2. Menyanyi bersama lagu Kasih Ibu
3. Membaca puisi tema Sahabat
4. Drama "Caps for Sale"

18 Juli 2010
Tema "Modern"
Performances : 1. Menari Put Your Little Hands
2. Menari I Like to Move It
3. Music and Movement
4. Menari Aloutte
5. Menari Five Little Monkeys


C U THERE!!

Thursday, June 24, 2010

Graduation Party

Graduation party di Kandank Jurank Doank, tanggal 19 Juni 2010
Performances by children; sharing from parents; fun & games.



Friday, June 11, 2010

Last Day at School

Kalo umumnya, last day at school dan holidays sangat ditunggu-tunggu oleh murid – tidak demikian di Saraswati. Anak-anak bermain seolah ini adalah kesempatan terakhir mereka bisa bermain dengan bebas. Lebih lagi untuk anak-anak yang lanjut ke SD dan tidak balik ke Saraswati. Saat diskusi circle time pagi hari, seorang anak mengusulkan bahwa Saraswati bikin SD aja…

Teacher : Itu ide yang sangat bagus, coba sekarang kita semua tutup mata dan berkhayal…kalo Saraswati punya SD, SD yang seperti apa yang kalian inginkan

Suasana langsung hening…anak-anak semuanya tutup mata. Terlihat kerutan di dahi beberapa anak pertanda mereka sedang berpikir keras…Setelah beberapa menit, masing-masing anak sharing khayalannya.

Kalo Saraswati punya SD….

Gede: Ada tempat mainnya!
Popo: Ada kolam renang!
Aril: Seperti SD di tengah laut - ada lautnya!
Gede: Ada museumnya!
Keisya: Ada lapangan basket!
Shazma: Ada lapangan sepak bola!
Yodha: gurunya seperti kakak!
Dinda: Ada lapangan futsalnya!
Nadya: Belajar!
Olla: Ada tempat bermainnya!
Raga: Ada taman binatang, ada bandaranya!
Yodha: Iya, bisa liat pesawat!
Putra: Ada kertas gambar yang banyak!
Najwa: Ada trampolinnya, pinsil warna yang banyak !
Reno: Ada PRnya!
Ghia: Ada papan tulisnya!
Insan : Mau dianter teteh sama bubun.

Wow…menarik sekali SD Saraswati memiliki semuanya dari hal yang sederhana seperti pinsil warna, dan kertas gambar…sampai ke bandara , museum dan laut. Thank you children for your thought….May all be manifested…

Tuesday, May 25, 2010

A Ring for Princess


Masih berkaitan dengan tema, ‘Frog Prince’, Saraswati mendapatkan undangan untuk ‘performance’ di salah satu mall. Salah satu drama yang akan dibawakan oleh anak-anak adalah ‘Princess and the Frog’, skenarionya kali ini mengikuti cerita yang sebenarnya. Keisya menjadi Princess, Popo menjadi Prince, Gede menjadi King, Putra menjadi frog Prince, teacher menjadi nenek sihir.

Tiba snack time, anak-anak dan teachers berhenti berlatih untuk menikmati snack yang mereka bawa masing-masing. Terjadi saling sharing dan obrolan.

Yodha (mengeluarkan sebuah cincin warna perak dari kantongnya dan menunjukkan ke teman-teman dan teacher) : Ini aku punya cincin.
Teacher: O, bagus sekali….untuk siapa?
Yodha: Untuk princess (Keisya)
Teacher : O, kalo Princess harus pakai cincin?
Shazma: Iya, kan ada ‘marry..marry’ nya. (Pada scene terakhir, saat frog berubah menjadi prince kembali, Prince mengatakan pada Princess, ‘will you marry me?’)
Teacher : O, kalo marry itu pakai cincin…Shazma tahu dari mana?
Shazma: Dari TV
Teacher: Wah, kakak tidak pakai cincin berarti kakak belum ‘marry…marry’ dong. Bagaimana kalau cincinnya untuk kakak?
Yodha : Enggak, ini untuk Keisya! Nanti deh yodha beliin lagi.

Selesai snack, teacher mendengar boys saat mereka cuci tangan, lagi-lagi mengenai princess...
Popo: Raga, tadi kamu pinjam krayon ya dari Keisya
Raga: Iya, aku pinjem krayon merah sama Keisya
Popo: Kenapa kamu pinjem dari Keisya, kan bisa pinjem dari aku.
Yodha: Raga kan pengen pinjem dari Keisya
Gede: Iya, tadi juga aku main di back yard sama Keisya
Popo: tapi mainnya cuma sebentar, aku liat koq tadi

Mmmmm...rupanya Keisya jadi pusat perhatian karena peran princess..Kembali ke kelas, anak-anak minta kepada teacher untuk mengulang lagu theme song 'Ma belle Evangeline' dan mereka pun menari secara berpasangan...Dinda dengan yodha, Ghia dengan Najwa, Gede dengan Feli...dan semua girls merasakan menari sebagai princess.

Suka sekolah di Saraswati

Diskusi sejenak saat morning outdoor play (anak-anak dan teacher di playdough table). Teacher melihat anak-anak begitu menikmati kegiatan mereka membentuk dengan playdough.

Teacher : Teman-teman suka sekolah di Saraswati?
Tiana : suka, kak (sambil membentuk playdough)
Teacher: Kenapa? Apa yang disukai mengenai sekolah di Saraswati?
Tiana: nggak tahu
Dinda: Ayo, yodha, apa yang kamu suka?
Yodha: Aku suka sama teman-teman
Teacher: apa yang disukai dari teman-teman?
Yodha: teman-teman suka main bersama
Raga: Iya, nggak suka berantem
Dinda: Iya, teman-teman suka membagi (saat itu yodha membagikan playdoughnya)
Teacher: Kalo dari mainannya?
Yodha: mainannya banyak
Dinda : sering ada mainan yang baru
Teacher: Ada yang perlu kita ubah?
Raga: Gentengnya aja diganti pake baja supaya nggak kena rayap
Teacher: O, genteng kita kayunya pake jati jadi nggak kena rayap.
Yodha: Pagarnya aja kita ganti!
Teacher: Pagar yang mana? Yang besar?
Dinda: Yang besar diganti kayu aja.
Raga: Jangan! Nanti kena rayap..pake besi aja!
Teacher: Wah, berat dong nanti kalau mau dibuka.
Yodha: Pake dinosaurus aja!!!…..Brontosaurus kan kalo berantem ama T-Rex menang dia
Dan obrolan pun berubah ke tema ‘dinosaurus’.

The Frog Prince

Story time untuk kali ini adalah the Frog Prince. Selesai bercerita, teacher menawarkan pada anak-anak apakah mereka mau memainkan drama, ‘The Frog Prince’. Semuanya dengan antusias menjawab ‘mau’. Girls semuanya ingin menjadi Princess, sedangkan boys memilih untuk menjadi pilot atau yang menangkap si nenek sihir. Aril menawarkan diri untuk menjadi Frog Prince.

Teacher harus berpikir keras…. bagaimana ya merubah skenario cerita supaya sesuai dengan peran yang sudah dipilih oleh anak-anak.
Teacher : Ya sudah, princessnya ada 5…Aril jadi frog prince, sedang berada di istananya (di Quiet Area). Raga jadi pilot dan boys yang lain menjadi serdadu menjaga agar para princess aman dari serangan nenek sihir. Silahkan boys membuat pesawatnya. Boys langsung berlari ke Block Area dan merakit pesawat. Teacher mengingatkan boys bahwa pesawat harus ada 5 seat untuk membawa masing-masing princess ke istana Frog Prince.

Sementara itu para princess sedang berada di istana (Dramatic Play Area) dan para ‘serdadu’ menjaga sekeliling istana.

Masuk si nenek sihir (teacher) lengkap dengan sapunya….”Hi Hi Hi Hi….”. Anak-anak semua berteriak. Nenek sihir mencoba untuk menyerang istana para princess. Serdadu sudah siap melawan nenek sihir…dan demikian seterusnya drama semakin berkembang dengan partisipasi aktif dari anak-anak.

‘Drama’ merupakan bagian dari kurikulum di Saraswati. Setelah story time, anak-anak boleh membuat drama sesuai cerita-cerita yang dibacakan oleh teacher. Semua anak dilibatkan (baik TKA maupun TKB). Bentuknya tidak kaku - artinya anak-anak ikut aktif menyusun skenarionya. Biasanya jika anak-anak sudah terlibat, skenarionya pun berubah jadi kreatif, dan teacher tinggal memutar otak bagaimana untuk memfasilitasinya. Yang penting adalah prosesnya, bukan hasil akhir. ANak-anak tidak harus perform untuk siapa pun tetapi untuk mereka sendiri. Tidak ada yang menilai performance mereka tetapi mereka sendiri.

Banyak sekali yang bisa dipelajari oleh anak-anak dalam proses menyusun dan memerankan drama bersama, termasuk:
-Social skills: bagaimana bekerja dalam sebuah tim, menerima dan memberikan pendapat/ide, menyelesaikan masalah yang muncul…
-Language skills, bagaimana mengucapkan kata-kata dan menyusun kalimat dengan baik (bhs. Indo ataupun Inggris), menggunakan ekspresi yang sesuai..
-Cognitive skills, berpikir secara terstruktur saat menyusun skenario, melatih memori dan kreatifitas dalam berpikir, mengkaitkan pengalaman sehari-hari dengan skenario….
-Emotional skills, dengan mendapatkan kesempatan untuk memainkan peran yang mereka inginkan…percaya diri serta positive feeling anak-anak pun meningkat. Hal ini bisa terlihat dari ekspresi mereka – puas dan bahagia.

Monday, May 10, 2010

Aku maafin besok aja!

(nama anak-anak diganti dengan nama fiktif. Aulia, Anya, Andi, Fendi )

Anak-anak sedang siap-siap untuk kerja dalam kelompok kecil. Tiba-tiba terdengar Aulia berteriak dengan nada tinggi “Biarin, besok aku mau bawa mainan yang mahal, terus aku ngga kasih pinjem kamu” (sambil berjalan ke arah ruang kelompok kerja kecil – small group time.)

Teacher: Aulia, tunggu dulu, jangan masuk ruangan itu dulu. Yuk sini duduk di sini (sambil menarik kursi untuknya). Aulia kenapa berteriak seperti itu?
Aulia: Iya, kan aku lagi pegang kupu itu, kenapa si Anya tarik dari aku. Kan dia harusnya minta ijin dulu.
Teacher: Anya, sini dulu ya, kita selesaikan dulu masalah ini.
Anya (menghampiri meja bundar tempat teacher dan Aulia sedang berdiskusi dan duduk menghadapi teacher dan Anya): Iya, itu kan punya aku! Kenapa Aulia ambil tanpa ijin aku? (Nadanya sangat ketus dan ‘siap perang’)
Aulia: Kan aku dikasih sama Andi! Aku nggak ambil, tahu! (nada sangat tinggi)
Teacher memanggil Andi: Andi, coba kamu bantu dalam menyelesaikan masalah ini. Andi dengan ceria menghampiri meja bundar.
Teacher: Andi, kamu yang kasih kupu itu ke Aulia?
Andi: Iya, tadi aku kasih ke Aulia.
Teacher: Kamu tahu itu punya Anya?
Andi; Tahu.....tapi ada di meja sini.
Teacher: Terus, kenapa kamu kasih ke Aulia, bukan ke Anya?
Andi (dengan wajah yang ceria) tidak menjawab….

Teacher: Disini sebetulnya tidak ada yang salah, tapi ada kesalahpahaman! Teacher mengulangi, ‘kesalahpahaman’. Jadi Aulia tidak salah, Aulia bermain dengan kupu itu karena diberikan oleh Andi. Sehingga waktu Anya menarik kupu itu dari tangannya, Aulia marah. Sama juga, Anya tidak salah. Anya marah melihat kupu yang dimilikinya sedang dimainkan oleh Aulia, padahal Aulia tidak meminta ijin.
Wajar koq kalau Aulia marah, Anya juga marah, karena terjadi kesalahpahaman. Marah sih boleh-boleh saja, tapi jangan keterusan dong! Sekarang coba kita cool down dulu, tenangkan diri..terus saling maafin.

Anya: ENGGAK, AKU NGGA MAU!
Aulia (mendengar nada ketus Anya) emosinya kembali meluap. Ia berdiri berjalan ke ruangan kelompok kerjanya sambil berteriak: Aku besok mau bawa mainan yang bagus, kamu nggak boleh main!
Teacher: Aulia,…balik dulu kesini. Kita selesaikan dulu masalah ini.
Teacher menoleh ke Anya: Anya, kamu mau berteman kembali, saling memaafkan? Kan nggak masuk akal kalau kita kehilangan teman hanya karena magnet kupu ini?
Anya: Itu bukan magnet! itu jepitan korden!
Teacher: O, ok teacher salah, itu jepitan korden yang cantik sekali..tapi kita nggak mau kehilangan teman kan?
Anya: Aku maafin besok aja!
Aulia: Aku juga nggak mau maafin!
Teacher berpkir: Mmmmm…gimana ini ya,……

Lalu teman-teman yang kerja kelompok sudah ada yang selesai dan Fendi menghampiri teacher, Anya dan Aulia.
Fendi: Lama banget diskusinya!
Teacher: Iya Fendi bisa bantu cari solusi, Ini nggak ada yang mau saling maafin…boleh ngga sih kita simpan marah kita lama-lama – sampai besok?
Fendi: Ya, nggak boleh dong! Maaf-maafan sekarang aja!
Teacher : Anya dan Aulia, kalau kita simpan marah atau merasa dendam, itu tidak baik, tahu nggak kenapa? Nanti kitanya sakit.
Aulia: Ya sudah, aku mau maafin, tapi sekarang!
Teacher: Anya, Aulia sudah mau memaafkan, Anya maafkan juga ya?
Anya: Nggak, aku besok aja!
Seorang teacher lainnya berbisik pada teacher bahwa Anya memang membutuhkan waktu yang lama untuk memaafkan temannya (pernah 1 bulan).
Teacher: Masalah ini harus selesai sebelum kita pulang – tidak dibawa pulang. JAdi Kalau Aulia sudah bisa memaafkan sekarang, mungkin Anya butuh waktu sedikit lebih lama. Bagaimana kalau kita ikutan kerja kelompok dulu sekarang. Nanti sebelum pulang, kita saling memaafkan. Kedua anak setuju.

Di ruang kerja kelompok, teacher membimbing mereka berdua secara bergantian. Masalah sementara terlupakan…Selesai kerja kelompok, teacher menanyakan lagi pada Anya
Teacher: Anya… sekarang bagaimana, apakah Anya sudah bisa memaafkan Aulia?
Anya mengangguk-angguk. (Whew…what a relief for teacher!..finally!)
Cepat-cepat teacher memanggil Aulia, dan kedua anak saling memaafkan. Teacher meminta mereka untuk peluk temannya dengan kasih…Kedua anak kemudian melanjutkan kegiatan dengan damai.
Di Saraswati, para teachers benar-benar memperhatikan konflik yang terjadi diantara anak-anak karena konflik sebenarnya merupakan kesempatan belajar yang baik sekali baik bagi murid maupun teachers.

An encounter with a cuddly little boy

Peter is a cuddly little boy
So loveable, you just want to hug him
But why, O, why won’t he respond
Like most children would?

He hovers around amidst the cheer
Of his friends playful act
But interact he does not with his peer
His sounds meaningful only to himself

He is there but really He is not
For in his own world he stays
He is after all so far from home
If it’s the Orion, what’s he doing here
All wrapped up in a case of ADHD?

On the table lay
A picture book of dinosaurs
And rubber models
I put the models close
To the matching pictures
And softly mention ‘T-Rex’

A look of interest
A slight peek at me
He mumbles ‘T-Rex’
Ah.. the first contact made
I turn the page – dino eggs
A plastic egg I put close
I softly mention ‘egg’
He mumbles ‘egg’

He gives me a shy quick look
As if to say, go on and tell me more
For he has to quickly learn
How to communicate
With his little friends
He is, after all, like everyone of us
On a mission. SDC.

Kriik,Kriik..Crickets and Problem Solving!

Saat English time, anak-anak mendengarkan cerita, ‘The very quiet cricket’ (Eric Carle). Cerita yang sederhana serta ilustrasinya sangat menarik buat anak-anak. Ceritanya mengenai jangkrik kecil yang baru saja menetas dari telurnya. Si jangkrik kecil berjalan sepanjang hari dan dalam perjalanannya, ia bertemu dengan berbagai serangga lainnya, namun ia tidak bisa menyapa mereka karena belum bisa untuk mengeluarkan bunyi saat menggesekan sayapnya yang masih kecil. Malam tiba, dan si jangkrik bertemu dengan jangkrik (betina), ia mencoba sekali lagi menggesek sayapnya, dan ternyata terdengarlah bunyi yang indah.

Di halaman terakhir ada audio suara jangkrik, tapi audionya sudah rusak. Teacher bertanya pada anak-anak, ‘siapa yang sudah pernah dengar suara jangkrik?’ Anak-anak ada yang sudah dan ada yang belum. Lalu,
Yodha: aku punya jangkrik banyak di rumah, untuk makanan tokek (usaha orang tua yodha)
Gede: Aku juga punya jangkrik
Teacher: kalo gitu besok Yodha dan Gede bawa ya jangkrik ke sekolah, supaya teman-teman juga bisa mendengar suara jangkrik

Keesokan harinya, Yodha dengan antusias menunjukkan jangkrik yang sudah ia bawa. Ada lima jangkrik di dalam botol plastik aqua diantara ranting-ranting kecil. Teman-teman semua mendekati dan memperhatikannya. Berikut adalah diskusi dan problem solving yang terjadi diantara anak-anak:

Anak 1: Kok ngga bunyi?
Anak 2: Kita gelapin dulu. Ini pakai balok aja.
Anak- anak kemudian menyusun balok mengelilingi jangkrik dalam botol.
Anak 3: Kok, belum bunyi juga?
Anak 4: Ini, atasnya kita kasih balok juga supaya lebih gelap.
Teacher: Ssssstttt..coba semuanya diam dan tidak ada suara.
Ruang kelas langsung sunyi senyap, tidak ada satu anak pun yang bersuara, mengantisipasi si jangkrik berbunyi..Beberapa menit kemudian, jangkrik masih belum bunyi juga.
Teacher: Ya sudah, kita letakkan saja disini, dan kita titip ke mba Sarti untuk memperhatikan apakan nanti malam, jangkrik berbunyi.

Keesokan harinya, anak-anak langsung bertanya pada mba Sarti, dan ternyata mba Sarti mendengar bunyi jangkrik. Namun, jangkrik tidak berbunyi lagi pada pagi itu
Anak 5: Kak, kapan sih jangkrik berbunyi?
Teacher tidak yakin namun teacher menjanjikan pada anak-anak bahwa ia akan mencari tahu di internet.
Yodha: Kak, internet itu apa? Teacher menjelaskan bahwa kita bisa mencari informasi apa saja di internet melalui komputer.
Yodha: Berarti internet lebih pinter ya. Kak, aku mau buka internet di komputer
Teacher: Ya, kita rencanakan dulu nanti kakak bawa modemnya ke kelas.

After school, teachers berdiskusi mengenai pertanyaan2 anak-anak…
Teacher: Wah, tadi aku kewalahan juga jelasin ke anak-anak kapan jangkrik bunyi! Kata ibu, jangkrik yang jantan menggesekkan sayapnya dan berbunyi saat ‘mating’ dengan jangkrik betina)…. Jadi mikir dulu gimana cara ngejelasin ‘mating’ ke anak-anak.

Saturday, April 10, 2010

Family Fun Bike

Saturday, 10 April: It's a cheerful morning. Saraswati family is gathering together for a fun bike program at Ancol. More than 30 bikes are neatly parked at the Dufan Bike Post.

Ah.. here comes Keisya, all excited, the first to arrive with mom and dad. Teachers hurriedly drive off to set up the posts while others start arriving.. Still in progress setting up the posts, when herly’s phone rings. …O, more children and parents have arrived, very excited, and they are going straight for the bikes. Alright, let’s hurry then!

Back at ‘base camp’ children are all set to ride with mom, dad or mbak/om, the younger ones are securely tied to mom or dad with sarongs.
Herly briefly explains the activity: find post1, 2 and 3 and then back to base camp, use the given map, and get back within 1 hour. The first five family to reach base camp will get attractive prizes…tickets to Bali?? Ok, GET SET GO!



Post 1: Group 1 arrives…Alright! Everyone is to make a newspaper helmet! follow the directions here. Come on parents..no help from teachers….hurry , hurry! Group 2 is here. Wait..is that Gian fast asleep behind Dad?!

Post 2, Parents are to make licenses for children and come up with a yell for
Saraswati. Great yells from Keisya and Reno/Gian family groups. Ok…get on
and find post 3..

Post 3, Ah..the final challenge - Unscramble the words – 8 ‘food’ words…uuh, not so easy, eh?! Try harder parents.. or no breakfast back at base camp.



Everyone finally reaches base camp on time, hot and hungry. Five families get their sought after prizes---tickets or towels! doesn't make a difference ..everyone is just as happy as can be!




Time for beef burgers. Ros distributes the burgers. Meanwhile, Reno's mum sets out her sarong right under a tree shade, and out comes all kinds of snack from spaghetti...hagelslag bread, nuggets...and you name it! Parents enjoy a chit-chat while the children explore Herly's 'TOA'.

A great family time together… anyone care for a family fun walk/jog sometimes?