Saturday, December 19, 2009

Kegiatan Piknik di PG

Piknik di backyard untuk anak-anak PG (bulan november lalu..sorry posting terlambat karena agak sulit masuk blog) ternyata berubah menjadi indoor picnic karena hujan. Namun demikian, anak-anak tetap enjoy, menyanyi bersama, membuat gedung papa dan mama, dilanjutkan dengan membuat snack, seperti terlihat dalam foto-foto berikut....anak-anak senang sekali apalagi mereka bisa bawa pulang pudding buah dan fruity milk yang mereka buat sendiri.

Ada apa dengan Boss?

Saat latihan untuk performance parents’ day, anak-anak harus bergilir dan yang belum latihan diharuskan duduk di kursi yang sudah tersedia. Kak Tri memperhatikan girls saat menunggu giliran. Mereka duduk berjejer dengan memangku satu kaki…mmmmm mungkin meniru para teachers saat foto bersama. Salah satu dari girls berkata, ‘Kalo boss duduknya seperti kita ini’. Anak-anak lainnya menyetujui, ada yang mengangguk, ada yang mengulang, ‘Iya, aku mau jadi boss’.

Gede (memperhatikan girls): Kak, aku ngga mau jadi boss’ (Gede bisa dikatakan ilmuwan kita dan ia berangan-angan menjadi dokter hewan…..mungkin yang ada dipikirannya adalah ia tidak mau jadi boss karena ia mau jadi dokter hewan)
Salah satu dari girls : Ya udah Gede, kalo kamu ngga mau jadi boss, kamu jadi pembantu aja!
Gede terlihat bingung dan diam saja.

Tidak lama kemudian, yoda, popo, raga dan putra berlari-lari.
Kakak : Kalo boss itu mencontohkan yang baik, kalau bossnya saja berlari-lari, nanti gimana dong?
Anak-anak : O, gitu ya Kak?
Lalu mereka duduk lagi sambil bergaya duduk seperti boss.

Parents’ Day – Mengenal Seni & Budaya Indonesia


Sesuai dengan tema, semua yang hadir pada acara Parents’ Day hari Sabtu, tgl 21 Nop 2009, mengenakan baju batik. Para orang tua terlihat semakin kompak dalam menyusun dan membawa acara. Circle Time dipandu oleh Bu Anna (Mama Fay), ia bercerita mengenai asal usul Tari Pendet. Ngomong-ngomong mengenai tari pendet, eh ternyata ada juga yang terinspirasi – Tiana maju ke depan panggung dan segera menunjukkan gaya dance Michael Jackson.


Mama Rean kemudian memperagakan gerakan tari Saman. Anak-anak mencoba untuk meniru..wah ternyata tidak mudah ya! Selesai dipandu oleh orang tua, tiba waktunya untuk pertunjukkan dari anak-anak - nyanyian ‘Dampar-dampar Pisang’ oleh PG, dan ‘tarian yamko/tarian gundul-gundul’ pacul oleh TK. Performance terakhir adalah main angklung ‘cublak cublak suweng’ oleh TK dipandu oleh Mama Dinda (Ketua Komite).

Wah, sudah pada lapar! Anak-anak membuat tumpengnya masing-masing. ‘Jangan dimakan dulu! Doa dulu dan potong tumpeng oleh Kak Herly. Acara yang menyenangkan..Terimakasih untuk semua orang tua atas partisipasinya.

Tuesday, November 10, 2009

We are going camping now

We’re going camping now…
We’re going camping now
Hi Ho .. So much fun
We are going camping now.

Begitulah lagu yang mengawali acara camping di sekolah yang diselenggarakan khususnya untuk anak-anak TKA dan TKB hari Jumat lalu tgl 6 Nopember 09. Acara seharusnya dimulai jam 5 sore, namun anak-anak sudah berkumpul sekitar jam 4an. Rupanya anak-anak sudah sangat excited untuk camping di sekolah, apalagi paginya mereka diliburkan.

Bernyanyi sambil berjalan membentuk lingkaran….Terdengar tawa yang sangat ceria saat lingkaran berantakan setiap kali ada panduan untuk balik arah. Wah, lelah juga setelah 5 menit bolak balik – Saat untuk istirahat sejenak….. dengan mendengarkan cerita ‘The runaway bunny’.

Saat dibacakan buku ‘The runaway bunny’, ada juga yang jadi ingat mama di rumah, karena pada akhir cerita baby bunny dipeluk oleh mama bunny. Sebelum suasana hati anak-anak berubah, Kakak Gita membawa masuk ‘Summer’ dan ‘Winter’, kelinci-kelinci lucu milik Kakak Erin. Mama di rumah terlupakan dan anak-anak memperhatikan gerak gerik Summer dan Winter sambil mendengarkan cerita mengenai kebiasaan kedua kelinci tersebut. ‘Kelinci adalah hewan yang sangat mudah takut, biasanya kalau takut ia akan gemetaran, dan bisa juga mati. Jadi kita harus hati-hati’ Ruangan langsung menjadi sunyi dan anak-anak tidak ada yang bersuara. Beberapa anak mendapatkan kesempatan untuk mengelus Summer.

Acara dilanjutkan dengan nonton bersama. Gede sudah membawa film tentang ikan hiu. Sementara anak-anak menonton, teachers mencoba menyalakan kayu bakar untuk memasak. Belum juga berhasil, lalu byuuuurrrr…tiba-tiba hujan deras! ‘O..O cepat pindahkan, kayu bakarnya nanti basah!’ Teachers kembali mencoba menyalakan api. Belum lagi berhasil, ‘Kak, aku lapar’…
‘Wah, anak-anak sudah lapar, digoreng saja sebagian ayamnya paling tidak anak-anak bisa makan dulu’.

Kak Fida dan Kak Tri lari ke dapur dan mulai menggoreng ayam, sementara Kak Wanti dan Kak Ros mencoba menyalakan arang untuk bakar ikan. Kayu bakar sudah berhasil dinyalakan dan Bu Shoba memasak hot chocolate, sedangkan Kak Herly dan Kak Helen supervisi anak-anak yang bermain di tenda maupun di ruangan kelas. Mba Sarti hilir mudik membantu kakak-kakak.

Sambil anak-anak menyantap ayam goreng dan meminum hot chocolate, Kak Wanti dan Kak Ros akhirnya berhasil menyalakan arang. Tidak lama kemudian, jagung bakar, ikan bakar dan ayam bakar pun sudah tersedia untuk dimakan.

Jam 9 malam, lights out. Anak-anak mempersiapkan diri untuk tidur. Acara direncanakan selesai pada jam 10 malam, namun sekitar 5 anak tidak mau pulang. Lanjut terus deh sampai pagi ‘nginep’ di sekolah bersama Kak Herly, Kak Ros, Kak Helen, dan mba Sarti. Keesokan harinya, mba Sarti memasak nasi goreng untuk anak-anak. Eh, ternyata anak-anak belum puas juga. Saat dijemput jam 10 pagi, Putra justru menangis tidak mau pulang. Hmmmm…bagaimana lagi ya, Kak Herly harus berpikir keras. ‘Ok, kita pesan Tony Jack deh (dengan persetujuan orang tua) tetapi sehabis itu semuanya pulang ya’, begitu nego Kak Herly dengan anak-anak.

LET'S COOK

Sesuai dengan tema 'eat healthy food' di kelas, untuk kegiatan cooking class kali ini, anak-anak memasak perkedel isi wortel dan ayam. Seperti biasa kalau sudah soal memasak, Kak Tri yang memimpin. Apa saja sih bahan untuk membuat perkedel? Kak Tri menunjukkan berbagai bahan yang didisplay di meja ke anak-anak. Setelah penjelasan, anak-anak langsung praktek.


Dinda, Popo, Yoda, Najwa, Putra dan Nadia sedang
menumbuk kentang (foto kiri)




Insan dan Davina memotong wortel (kanan)




Rayya mencampurkan wortel kedalam adonan kentang



Setelah adonan kentang dicampur dengan wortel dan suwiran ayam, tiba saatnya untuk membentuk adonan. Fay tidak mau membentuk. Caca dan Zila memilih membentuk dengan cetakan. Olla, Aril dan Keisya membentuk menjadi bulat sesuai perkedel umumnya. Gia sedang berpikir bentuk apa yang diinginkannya.








Yummy, Patrick mencicipi adonan sebelum digoreng.

Selesai sudah digoreng. Ada perkedel bentuk bulat, pipih, bentuk hati, bentuk bunga dan pohon cemara. Apapun bentuknya, ternyata rasanya enak. Anak-anak pun makan dengan lahap, kecuali Fay. Fay tetap tidak mau.

Sunday, October 25, 2009

Lots of fun at Bella Campa

'Ini kapuk, yang dipakai di dalam bantal', jelas pemandu Bella Campa kepada anak-anak. 'Coba pegang..halus kan?'



Membuat kincir angin dari bambu




Memperhatikan tanaman 'putri malu'







membajak sawah

bermain lumpur mencari keong sawah




mencabut ubi


foto-foto selanjtunya saat outbound dan berenang menyusul dari Bu Meta (mama Putra).

Wednesday, October 14, 2009

Kenapa Ayah dan Bunda Berdebat?

Sebagai orang dewasa, sangat alamiah jika sekali-kali kita berdebat dan marah dengan pasangan. Lalu bagaimana sebenarnya anak menyikapi kenyataan bahwa ayah dan bunda sedang marahan?! ‘Jika ayah dan bunda berdebat’ menjadi topik diskusi di kelas saat circle time.
Reaksi anak saat melihat dan mendengar orang tua berdebat (apalagi debat sengit) umumnya: anak merasa bahwa ialahyang menimbulkan perdebatan; anak merasa takut bahwa ayah dan bunda tidak sayang lagi pada dirinya; Anak juga merasa bingung karena ia ingin sekali menghentikan tetapi ia tidak berdaya.

Teachers merasa bahwa hal ini perlu dijelaskan pada anak-anak, agar anak tidak terganggu dalam pertumbuhan emosionalnya.

Teacher: Hari ini, kita mau diskusi tentang ‘ ayah dan bunda berdebat’. Anak-anak secara spontan memberikan respons..
Anak 1 : Iya Kak, Kemarin ayah dan bunda berantem, teriak-teriak!
Anak 2: Ayah dan Bunda ku juga, Kak (dengan mata berkaca-kaca). Tapi Ayah dan Bunda peluk aku.

Teacher menjelaskan pada anak-anak bahwa debat antara orang dewasa itu hal yang mungkin saja terjadi, sama seperti saat anak-anak berbeda pendapat, lagi main balok atau main di dramatic area, ada yang marah dengan temannya. Teacher menekankan bahwa walaupun ayah dan bunda sedang marahan, mereka tetap sayang sama anak-anak.
Teacher kepada anak ke 2: Terus kenapa kamu menangis?Ayah dan bunda memelukmu… mereka tetap sayang sama kamu.
Anak 2: Aku ngga bisa tidur, Kak.
Teacher: Terus kenapa kamu ngga telpon saja ke kakak?
Anak 2: Aku ngga punya nomor kakak.
Teacher : Ini aku kasih, telpon saja kakak kalau lagi sedih atau bingung ya.

Selesai diskusi, anak-anak melanjutkan dengan free-choice play. Salah satu hal yang sangat penting dalam pertumbuhan emosional yang sehat adalah adanya seseorang yang bisa didekati oleh anak saat ia sedang merasa bingung atau sedih. Saat kedua orang tua sedang marahan, si anak memerlukan seseorang di luar kedua orang tuanya yang bisa membantu dirinya memahami situasi yang membingungkan tersebut. Itulah salah satu peran guru di Saraswati, dan apa yang dilakukan oleh teacher adalah memberitahu anak-anak bahwa mereka memiliki orang ketiga tersebut yang sangat care terhadap diri mereka, dan bahwa mereka bisa mengkontak kapan saja.

Wednesday, September 9, 2009

Pepe pusing, Pepe pusing...

Anak-anak playgroup sedang asyiik mengerjakan berbagai kegiatan di kelas. Fay sedang menjahit (lacing), Caca sedang mencat balok kayu, sedangkan Zila dan Giovanni sedang bercermin memperhatikan diri mereka dengan kostum polisi lengkap. Konsentrasi Fay sempat teralih pada jendela. Rupanya kakak kakak TK sedang ada kegiatan di backyard. Kakak Aril mendekatkan mukanya ke kaca jendela 'mengintip' adik-adik di Playgroup.



Fay (excited): Kak Fida, ada kakak Aril! kemudian Fay memanggil, 'KAKAK ARIL, KAKAK ARIL....' Rupanya Aril tidak mendengarnya.



Fay: Kak Fida, Pepe pusing, Pepe pusing...Kakak Aril tidak mau jawab.
KAk Fida: O iya Fay, Kak Aril tidak dengar karena jendelanya ada kacanya.
Sesaat kemudian, Kak Ros 'mengintip'. Fay excited kembali. 'Kak Fida, Kak Fida, itu Kak Ros!'
Fay memanggil Kak Ros dengan semangat. Sekali lagi, tidak ada respons dari Kak Ros.
Fay (kecewa): Kak Fida, Pepe pusing, Pepe pusing lagi, mau susu, mau bobo aja! (sambil berjalan ke quiet area).

Michael Jackson

Anak-anak TK sedang bekerja sama di meja bundar, dan berikut adalah percakapan diantara mereka..

Tiana: Aku mau jadi seperti Michael Jackson.
Najwa: Michael Jackson kan laki-laki.
Yodha: Michael Jackson sudah meninggal, tahu?
Ghia: Michael Jackson meninggal karena kulitnya hitam!
Tiana: Niiiih, aku bisa....... 'black or white' (sambil memperagakan)

Selanjutnya saat bermain 'melempar bola' , anak-anak melempar bola ke teman sambil menyebutkan nama teman yang menangkap bola. Jika bola jatuh atau nama tidak disebut kena sangsi, yaitu dance. Datang giliran Tiana. Bola jatuh. Dengan senang hati, ia menunjukkan dance a la Micahel Jackson. Sayangnya foto tidak sempat diambil jadi tidak bisa diposting.

Monday, September 7, 2009

Eskul lukis tidak hanya gambar dan warnai


Eskul Lukis tahun ajaran ini dipandu oleh Kak Wanti. Wanti lulus dari UNJ dengan bidang khusus seni rupa (fine arts). Sudah banyak karya-karyanya termasuk seni pahat, lukisan dan karya seni lainnya yang dipamerkan di berbagai acara seni di Indonesia. Kak Wanti juga punya pengalaman mengajar seni rupa pada anak-anak.

Selain melatih anak-anak dalam menggambar dan mewarnai menggunakan media krayon, pinsil warna, cat air/acrylic, dan cat alam, Wanti juga akan mengajak anak-anak membuat karya bersama (yang disebutnya multimedia fungsional). Contohnya: anak-anak membentuk dengan adonan serbuk kayu, dan setelah dijemur dan kering, minggu depan akan dicat oleh anak-anak. Menurut Kak Wanti, menggunakan krayon akan melenturkan tangan anak, pinsil warna mengajak anak untuk lebih memperhatikan detail, sedangkan media warna lainnya memperkenalkan anak pada media lukis lainnya. 'Pepsodent dan close up pun bisa lho dibuat untuk melukis!' kata Kak Wanti.


Kelas Lukis Kak Wanti tidak bersifat instruksi, jadi Kak Wanti hanya memberikan sebuah tema. contohnya: laut...lalu ia akan menanyakan pada anak-anak apa yang ada di bawah laut, dan anak-anak dipandu untuk menggambar sesuai dengan objek yang disebutnya. Cara ini sangat cocok dengan program Saraswati karena anak ikut berpartisipasi aktif.

Kelas Multimedia fungsional diadakan sekali sebulan, dan banyak 'proyek' menarik yang sudah direncanakan oleh Kak Wanti untuk anak-anak, seperti latihan gerak motorik 3 dimensi menggunakan kawat halus (membentuk dengan kawat halus), berkarya dengan objek daur ulang, dan lainnya.

Terima kasih Kak Wanti sudah bergabung dengan Saraswati....Bagi orang tua yang ingin 'ngobrol' dengan Kak Wanti mengenai progress anak, bisa menghubungi Kak Ros untuk janjian waktu.

Sunday, September 6, 2009

Membuat Kupu-kupu bersama


Melanjutkan topik mengenai kerjasama, Kak Tri memandu anak-anak dalam kegiatan membuat kupu-kupu bersama.

K.Tri: Sekarang kita mau buat kupu-kupu yang besar..bagian dari kupu-kupu apa aja sih?

Dinda: perut.
Shazma: Kepala.
Putra: Antena.
K. Tri: Sekarang, kita buat apanya dulu ya?
Dinda: Perutnya aja dulu.
Shazma: aku deh yang bikin perutnya.
Lalu Shazma menggambar perut kupu-kupu, tetapi gambarnya kecil. Dinda Protes.
Dinda: Ya....Shazma, Koq perutnya kecil sih?!Sini deh aku aja yang buat. Nanti kamu buat kepalanya aja.
Dinda kemudian menggambar perut kupu-kupu yang besar. Lalu ia berkata pada Shazma,'Nih, Shaz, kamu buat kepalanya.' Shazma melanjutkan menggambar kepala kupu-kupu.
K. Tri: Ayo sekarang buat apanya lagi?
Olla: Sayapnya, Kak.
K. Tri: Sayapnya ada berapa?
Semua anak-anak berteriak,' ada 2..' Olla dan Putra menggambar sayap.
Dinda: Kak, sekarang tinggal gambar mata dan antenanya.
K. Tri: Ya, sudah sekarang siapa yang mau buat?
Dinda: Tiana aja!
Tiana memberikan mata dan antena pada gambar kupu-kupu. Lalu anak-anak memberikan warna dan corak .
K. Tri: Wow,..bagus ya kupu-kupunya. Kupu-kupu sedang apa, ya, dan siapa namanya?
Dinda: Aku belum ada ide, Kak.
Shazma: aku juga belum ada ide.
Dinda: Emang kamu tahu Shazma apa artinya (ide).
Shazma: He..he kehabisan pikiran.
Dinda: Namanya cantik aja, kak.

'KERJASAMA' menurut anak-anak

Saat 'Living Values' yang dipandu oleh Kak Herly dan Kak Helen...Najwa tidak mau ikut berpartisipasi, 'Aku ga mau ikut 'living values' aku mau menggambar saja.' 'O, ya sudah tidak apa, sekarang kamu ambil kertas dan krayon saja'. Lalu kelas berlanjut. Kakak menanyakan pada anak-anak apa arti 'kerjasama'.
Shazma: Kalau temannya butuh bantuan kita bantuin.
Tiana: Kalau beresin tempat tidur harus sama-sama.
Nadya: Kalau teman-teman sudah beresin, yang belum beres dibantuin.
Raga: Kalau ada keongnya masuk ke dalam air terus keongnya keluar.
Gede: Gede tahu kerja sama itu apa...kalau ada orang yang butuh bantuan minta tolong terus kita menolongnya, tapi kalau Gede bisa bantu nanti Gede bantuin. Kalau nggak bisa Gede panggil Papa suruh bantuin.
Popo: Kalau temannya ada yang main block terus belum beres kita bantuin.
Ghia: Kalau kakak amin dino sama abang di rumah, aku juga bantu beresin.
Putra: Belum menjawab (masih pikir-pikir dulu)
KEisya: Kalau Mama minta bantuin beresin tempat tidur aku bantuin.
Yodha: Kalau Yodha main, nanti Yodha bantuin beresin.
Dinda: Aku pernah bantuin Papa cuci mobil.
Olla: Aku bantuin mbak beresin kasur.
Feli: Kalau dirumah aku bangun tidur aku beresin.
Aril: Aku kerjasama cuci mobil terus airnya tumpah dibantuin sama ayah.
Tiba-tiba datang Najwa dan ia berkata, 'Aku tahu apa itu kerjasama. Kalau aku bangun tidur aku panggil semua omnya, Om No, Om momo, Om Jeje..kalau aku sudah besar aku mau bantuin Om No buat kue.

Saturday, September 5, 2009

Brown Bear2, What do you see?

Saat English Class bersama anak-anak PG dan TKA, Bu Shoba membacakan buku,'Brown Bear'. Saat menyebut 'Brown Bear, what do you see?', Patrick lari ke depan sambil mengucapkan 'brown bear' dengan antusias. Rupanya Patrick sudah mengenal buku tersebut. Ia kemudian menggambar brown bear. Zila dan Caca memilih untuk menggambar 'green frog'. Seusai menggambar, Bu Shoba mengajak anak-anak keluar ke backyard, anak-anak sudah tidak sabar dan berkerumun di pintu, masing-masing membawa 'teropong' (dari tisu rol.


'Alright, alright....sebelum Bu Shoba bisa melanjutkan, terdengar Raga bernyanyi, 'online, online...'.
Kak Fida (sambil tertawa): Bu Shoba bilangl 'alright' Raga, bukan online.

Di taman belakang anak-anak mulai searching dengan teropongnya. Bu shoba menggiring anak-anak untuk memperhatikan bunga kuning yang sangat kecil di sekitar rumput.
'Look, I see a tiny yellow flower.' Anak-anak berkerumun ingin melihat....'
'What else can you see?' Zila membawa daun kuning, Caca membawa daun coklat, Gio membawa batu kecil. Belum lama kemudian anak-anak sudah mengumpulkan berbagai macam objek dari taman termasuk biji-bijian coklat, rumput, daun, bunga dan lainnya. Objek yang ditemukan kemudian dimasukkan ke secret bag, dan anak-anak dengan mata tertutup memilih salah satu objek....'O, I see a brown seed.' Demikianlah English Class berlanjut dengan suasana yang menyenangkan bagi anak-anak.

Friday, September 4, 2009

Iguana atau Bunglon??!!

Anak-anak TK B sedang bermain Matematika di ruang biru saat Gede berseru ke teman-temannya,'Lihat tuh ada binatang'. Semua teman-teman dan teacher menoleh keluar jendela. Keisya: Binatang apa itu?
Gede : Itu bunglon.
K. Helen : Bukan, itu iguana!
Terjadi debat kecil antara Kakak dan Gede dan masing-masing yakin dengan dirinya. Tida ada keputusan apakah binatang itu bunglon ataukah iguana. Keesokan hari saat circle time, Gede lapor kepada K. Herly.
K. Herly: K. Helen, apa yang dilihat kemarin?
K. Helen: Iguana, Kak.
Gede: Kak Herly, please jelaskan tentang bunglon..bagaimana cara beranak?
K. Herly: Sabar Gede, K. Herly cari bukunya dulu di library.
Feli dan Gede: Kak, Aku ikut.
Mereka menemukan buku mengenai reptilia, membawanya ke Quiet Area, dan membacanya bersama. Saat ini Yoda ikut bergabung.
Gede: Kak, aku suka juga iguana
Feli: Aku juga
K. Herly: Gede, aku pusing nich!(setelah dibombardir oleh berbagai pertanyaan dari anak-anak)
Gede: Aku ngga Kak, aku senang!
Feli: Aku juga senang!
Yoda: Aku ke sana dulu Kak (ke areal balok)
Bu Shoba masuk ke ruangan. Kak Herly menceritakan mengenai binatang yang dilihat oleh anak-anak. Mungkinkah iguana tetangga yang lepas?!, K. Herly berkomentar.
Bu Shoba: Bukan iguana...itu bunglon. Memang di taman banyak bunglon. Saya sering lihat dari jendela. Ini kemarin saya sempat mengambil foto bunglon di pohon untuk diperlihatkan pada anak-anak. (Anak-anak mendekat untuk melihat fotonya.) Kalau di batang pohon, bunglonnya ikut warna coklat.
Selesailah misteri iguana di sekolah! Pada siang harinya seusai sekolah Gede, Popo, Feli dan Dinda berlari-lari ke pantry mencari bu Shoba. Gede menangkap sebuah bunglon dan ingin membawanya pulang. Bu shoba memberikannya sebuah kotak kue yang sudah ada lubang anginnya. Kak tri mengingatkan Gede untuk membawanya kembali besok.
Keesokan hari si bunglon didisplay dalam kotaknya dan diletakkan di rak areal balok. Bu Shoba mengatakan pada Gede untuk melepaskannya ke alam agar ia bisa makan dan bergerak bebas. Gede and Popo menawarkan untuk mencari beberapa daun untuk si bunglon.
Popo: Bunglon makannya apa?
Bu Shoba: Serangga kecil dan mungkin daun-daunan.
Gede: ini ada daun, kalau dia mau makan, boleh ya dia tetap dalam kotak.
Sebelum pulang sekolah, K. herly meyakinkan anak-anak untuk melepaskan kembali si bunglon. Secara ramai-ramai, anak-anak menyaksikan Gede meletakkan si bunglon di batang pohon jambu. 'Bye bunglon', seru anak-anak.

Wednesday, September 2, 2009

Jika si anak bermasalah dengan teman

Ghia beberapa hari tidak masuk sekolah. Saat masuk hari Senin, ia memasang muka marah terhadap Nadya. Di areal dramatik, Nadya tidak diperbolehkan masuk. Interaksi Ghia dengan Nadya di areal lainnya juga sangat ketus. Ternyata, awal mulanya adalah karena Nadya membereskan mainan Ghia saat cleanup. Ghia ingin melakukannya sendiri, namun Nadya asal membereskan saja! Kak Herly mencoba meredakan konflik Ghia.
Teacher: Kita tidak boleh dendam lho! Apalagi bulan puasa...
Ghia: Orang aku tidak puasa, biarin aja! Aku ngga mau maafin!
Teacher: Ghia, kenapa tidak mau maafin Nadya?
Ghia: Malas aja pokoknya! Aku kan masih kecil, jadi boleh tidak mau maafin teman. Di rumah, Ghia dibilang anak kecil.
Teacher jelaskan pada Ghia bahwa memang di rumah Ghia paling kecil, semua panggil Ghia dede. Namun di Sekolah Ghia sudah kakak TK, Ghia harus bisa memberik contoh yang baik pada ada adik-adik playgroup. Ghia tetap dengan pendiriannya.
Teacher: Ya Sudah, kalau Ghia merasa masih kecil, nanti Kakak kumpulin semua laporan Ghia, terus kakak kasih ke Kak Fida di Playgroup, Ghia masuk lagi ke Playgroup.
Ghia (berpikir beberapa detik): Ya sudah! kalau gitu aku didamai-in aja! (maksud Ghia meminta teacher untuk mendamai-kan konfliknya dengan Nadya).
Setelah damai, pada siang hari terlihat Ghia bermain kembali dengan Nadya.

Keong dan kerang menjadi topik seru di kelas

SEjak bulan Agustus yang lalu, anak-anak sangat gemar observasi kehidupan binatang yang ada di taman sekolah. Selama berhari-hari setiap pulang sekolah, anak-anak mengumpulkan keong-keong yang ada di taman. Nah, ini merupakan peluang yang menarik untuk mengembangkan kurikulum. Walaupun tidak termasuk dalam agenda, topik kelas beralih ke binatang moluska. Teachers bergegas mencari informasi dan gambar moluska di internet. Buku-buku di library sekolah yang berkaitan dengan moluska didisplay di kelas. Keong-keong yang dikumpulkan oleh anak-anak di display di discovery area. Gede membawa 'hermit crab' yang ia miliki. TEachers pun sibuk mencari kerang bambu, kerang biru dan lainnya untuk memperkaya koleksi kerang yang dimiliki sekolah. Semakin hari, topik semakin berkembang. Di Discovery area, anak-anak dan teachers mencoba mencocokkan kerang yang ada dengan kerang di poster.
Gede : Kak, yang ini yang mana?
Teacher: O, yang ini (sambil menunjuk ke poster). Bentuknya sama tapi coraknya beda.
Gede : O, pasti keluarganya, Kak.
Dinda Harum: Yang ini ada akarnya (sambil mengobservasi detail kerang)
Gede: Masa? Coba-coba, masa sih?!
Teacher: Coba pakai kaca pembesar.
Gede: O, iya ya lebih jelas.
Gede : Batu-batuan ini termasuk keluarga laut, benda hidup termasuk juga batu (Gede menjelaskan mengenai batu koral ke teacher dan teman-temannya)
Najwa: PAsir itu bisa buat nulis, diratain dulu...aku mau gambar keluarga.

Kurikulum di SAraswati bersifat terbuka, artinya teachers tidak terpaku pada agenda yang sudah direncanakan. Jika anak-anak mengangkat sesuatu hal yang menarik, maka bisa menjadi topik baru di kelas dan pengalaman belajar yang menyenangkan. Ini adalah penerapan dari konsep 'Emergent Curriculum'.

Tuesday, September 1, 2009

Suasana Hari Kemerdekaan Agustus 2009


Perayaan Hari Kemerdekaan dimulai dengan upacara bendera. Shazma, Dinda Harum dan Gede dengan semangat menaikkan bendera, sementara teman teman lainnya berbaris. Gio (PG) ikut kedepan ingin membantu...
"Sana Gio, kamu masih kecil" seru Dinda.
Anak-anak kemudian mengikuti berbagai perlombaan : lomba memindahkan balon dengan perut; lomba mencari benda di dalam pasir; lomba memakai baju lengkap dari baju, celana, kaos kaki sampai sepatu tanpa dibantu guru, orang tua ataupun mbak.


Yodha dan Gede menggunakan strategi saat memindahkan balon dengan perut...agar tidak jatuh, mereka menekan balonnya dengan perut. Dinda terdengar menjelaskan ke Aril (dengan nada yang kesal) untuk tidak memegang balon sesuai peraturan.
Saat lomba memakai baju..agar menang anak-anak terlihat menerapkan strateginya masing-masing. Strategi Tiana - menggunakan sepatu terlebih dahulu. Wah..pakai celananya jadi sulit deh karena kakinya Tiana sulit masuk. Rupanya Gede yang paling cepat nih! Eh.. ternyata Gede memakai sepatunya terbalik, dan kancing kemejanya kurang tepat. Wah..seru juga ternyata tidak mudah memakai baju sendiri apalagi kalau diburu-buru.

Sunday, August 16, 2009

Anak-anak tidak mau pulang..minta tambahan

Selama seminggu ini, anak-anak berebut ingin minta tambahan. Saat sudah waktunya pulang, beberapa anak tetap stay dan ingin ikut tambahan reading practice, ataupun menulis. Najwa yang masih duduk di TK A dengan sangat assertive, mengatakan pada Kak Herly, ‘Aku mau tambahan!’
Kak Herly: Mau tambahan sama siapa?
Najwa menunjuk ke Kak Herly: Duduk! (Kak Herly tunduk pada perintah Najwa) Aku mau mulai dari yang gampang! Ia mengambil sumpit yang biasa digunakan oleh Kak Herly untuk menunjuk pada kata-kata di buku.
Kak Herly: Ya terus fungsi aku apa?
Najwa (mengembalikan sumpit pada Kak Herly): Ini Kak, kakak yang tunjuk.
Berlanjutlah reading practice. Sementara reading berlangsung, datanglah bunda Nadia dan bunda Putra dan mereka mulai ngobrol.
Najwa (merasa terganggu): SSSSSTTTT!! Aku lagi belajar! (Sangat tegas dan jelas! Demikian calon pemimpin cilik kita!)
Dimana lagi kalau bukan di Saraswati anak-anak justru minta tambahan reading and writing practice ...

Setelah dari Bali....reaksi anak-anak

Setelah 1 minggu libur (dengan protes dari anak-anak), Senin kemarin anak-anak terlihat antusias saat masuk sekolah. Circle time berlangsung ceria, teachers secara bergilir menceritakan pengalaman di Bali sambil menunjukkan foto-foto. Cerita di Bali dimulai oleh Kak Helen….



Kak Helen : Iya, pengalamanku di Bali sangat menyenangkan, Kak Helen pertama kali naik pesawat, terus jalan-jalan ke pantai..(OOOPS!!! Wrong Start, Kak! Saat mengumumkan bahwa teachers akan ke Bali untuk studi banding, Gede sudah protes, Koq enak-enakan ke Bali..? lihat posting blog sebelumnya)
Gede : Tuh kan! Guru-guru ke Bali enak-enakan!!!!!
Kak Helen coba mengalihkan: O iya, kita ke Green School, sekolahnya itu di tengah hutan, dan bangunan kelasnya terdiri dari bamboo….(sambil menunjukkan foto-foto di komputer). Anak-anak banyak belajar di alam. Sekali-kali kalau kepanasan, anak-anak bisa masuk kedalam ruangan balon karet yang kemudian digembungkan dengan angin dingin dari AC. Ada juga ruang kelas bertingkat dari bamboo yang dibangun oleh anak-anak SMP.

Anak-anak berebut mendekati komputer. Muncul foto Kak Fida sedang ngepel. ‘Tuh kan, anak-anak teachers kerja lho di Bali’.
Yoda: Kaya pembantu!
Kak Fida kemudian melanjutkan bercerita mengenai istana presiden di Tampak Siring. Olla, Keisya, dan Dinda yang pernah ikut graduation party di anjungan Bali di Taman Mini, mengatakan ‘Kaya di Taman Mini.’
Kak Fida: Iya, di Bali, hampir semua bangunan seperti ini.


Teachers kemudian bercerita mengenai monkeys di monkey forest, danau-danau yang indah, goa gajah - tempat orang-bermeditasi, dan ada juga pohon besar yang umurnya sudah 300 tahun.
Tanpa disadari, muncul foto Kak Herly dan bu Shoba sedang body surfing di pantai Kuta…OOOPS!!!! Sebelum anak-anak protes, Kak Herly mengatakan, ‘ Nah, di foto ini, Kak Herly dan Bu Shoba sedang body surfing untuk observasi air laut itu seperti apa, ternyata asin sekali’. Tampaknya penjelasan Kak Herly cukup memuaskan dan tidak ada yang protes. Rupanya kata kuncinya adalah ‘OBSERVASI’. Di monkey forest observasi monkeys, observasi danau di Gn. Batur, di goa gajah observasi goa dst…Aman deh kakak-kakak dari protes anak-anak!

Saturday, August 1, 2009

Protes karena guru-guru mau ke Bali

Hari Kamis yang lalu anak-anak berkumpul di karpet sebelum pulang karena kakak akan membagikan surat. 'Surat apa, kak?', tanya anak-anak.
TEacher (sambil membacakan surat): Diberitahukan pada anak-anak bahwa hari Senin tgl 3 Agustus sampai hari Jumat tgl 7, agustus, anak-anak libur dan main di rumah karena teachers akan pergi ke Bali untuk studi banding.
Anak-anak bersorak kecewa : 'WUUUUUUUUUUUU....'
Gede: Lho kok enak enakan guru-guru ke Bali??!!!
Teacher: Guru-guru ke Bali mau studi banding.
Gede: studi banding itu apa?
Teacher: Studi banding itu jadi guru guru mau ke melihat Green School, sekolahnya seperti apa, anak-anaknya bagaimana?....
Anak-anak: O........
Popo: Kakak juga ikut?
Teacher: KAkak tidak ikut kasihan baby di rumah.
Popo: Yaaa..kasihan amat!
Teacher : Jadi Anak-anak tahukan kenapa teachers mau ke Bali?
Gede: Iya, mau kerja

Keesokan harinya, hari Jumat, saat circle time, anak-anak tidak seperti biasanya. Tidak ada yang berebut untuk berbicara dan suasana sunyi. Saat teacher memberikan pertanyaan, tidak ada yang menjawab.
Teacher: Anak-anak kenapa, mana suaranya?
Yoda: Suaranya di Bali!!!
Terdengar seorang anak menyeletuk : 'nyawanya sudah di Bali!!!

Wah, ternyata anak-anak masih setengah hati memperbolehkan teachers pergi tanpa mereka.

Monday, July 27, 2009

Proses Penyesuaian anak saat awal tahun ajaran

Awal tahun ajaran baru biasanya merupakan waktu penyesuaian bagi anak-anak, teachers, maupun orang tua. Bagi anak-anak, mereka harus menyesuaikan dengan teman-teman baru, suasana baru di kelas yang berbeda dengan wali kelas yang berbeda. Wujud dari penyesuaian ini pun berbeda – ada yang tidak sabaran dengan adik PG, ada yang bersikap ketus terhadap teman barunya maupun wali kelas yang baru. Ada yang meminjam ‘mainan’ di kelas tanpa memberitahu teacher. Maka, berbagai tantangan sudah menghadapi para teachers beberapa minggu terakhir ini. Para teachers harus mempelajari karakter anak masing-masing dan mencoba membantu anak-anak untuk bisa menyesuaikan diri dengan lebih baik. Berikut beberapa anekdot menarik yang menggambarkan suasana di sekolah beberapa minggu terakhir ini

Anak yang berperilaku ‘jutek’

Anak : Emmm…aku ngga mau nulis! aku ngga mau masuk kelas!(dengan nada yang sangat ketus)
Teacher mencoba membujuknya.
Anak : Huh! Aku nggak mau, disini aja! (sambil ‘membuang muka’, dengan ekspresi yang menyatakan bahwa ia tidak akan berubah pikiran. Kemudian masih dengan nada ‘juteknya’, ia melanjutkan, ‘ Aku punya buku baru!’ (seolah teacher seharusnya sudah mengetahui hal itu).

Teacher menanggapi, (mengikuti nada si anak): Aku juga punya!
Anak: Buku baru aku bagus! (seolah tidak mau kalah dengan teacher)
Teacher: Buku baru aku dong ada 3, tuh lihat! (teacher menunjukkan buku berbahasa Inggris yang memang seharusnya dibagikan pada anak-anak).
Si anak menoleh dengan rasa ingin tahu terhadap buku-buku tersebut.
Teacher: Aku mau bagikan ke teman-teman!
Anak : Ya udah, aku juga mau ikut. (Anak ikut masuk kelas dengan teacher). Saat dibagikan, si anak berteriak dengan sangat bahagia, ‘iiiiiiiihhhh….bagus sekali bukunya.’
Selesai permasalahan!…seringkali teacher harus menjadi seperti anak-anak dan berdialog bagaikan seusia anak-anak untuk menyelesaikan masalah.

Adik playgroup ingin ikut main dengan kakak TK

Gede, Yoda, dan Vincent sedang bermain bola bertiga. Vincent, dengan ukuran badan yang lebih kecil , lagi-lagi kalah gesit dalam menendang bola, sehingga ia tidak dapat kesempatan menendang bola. Vincent terlihat mulai kesal. Giovanni, adik PG, baru datang dan ingin ikut bermain. Dengan ucapan yang masih belum sempurna, ia berkata, ‘Gio mau olah raga, ini kan olah raga..’.
Vincent (dengan muka yang masih kesal karena tidak mendapat bola): Bukan! Olah raganya udah tadi pagi.
Gio tetap cuek dan terus berseru, ‘ini kan olah raga’, sambil mencoba menendang bola.
Vincent mengadu pada teacher : Kak, olahraga kan udah ya tadi pagi.
Teacher tidak langsung member tanggapan, namun tetap memperhatikan anak-anak.
Gede dan Yoda yang sedang asyik bermain mulai merasa terganggu dengan Gio. Tanpa berkata, Yoda ( dengan penuh kesadaran bahwa Gio masih kecil) perlahan menarik tangan Gio dan mendudukannya di mobil-mobilan. Lalu ia kembali bermain.
Gio hanya sebentar bertahan di mobil-mobilannya, lalu ia pun kembali ikut bermain bola. Yoda sekali lagi mengajaknya dan kali ini mendudukannya di perosotan (agak lebih jauh). Perhatian Gio tergeser ke bak pasir.
Permainan bola pun berlanjut. Vincent tetap tidak mendapatkan kesempatan menendang bola.
Vincent ( keesokan harinya, saat baru datang ke sekolah) : Aku lagi sebel!
Teacher: Sama siapa?
Vincent : Tuh, tuh, yang baju biru, sama yang baju kotak-kotak!
Teacher: Memangnya kenapa?
Vincent : Abis, kemarin main bola, aku nggak dikasih tendang.
Teacher: Ya sudah! Yang kemarin-kemarin kita tidak menyimpan dendam. Untuk sementara, instruksi teacher cukup untuk meredakan emosi Vincent.


Beberapa insiden lainnya seperti saat anak membawa pulang mainan sekolah tanpa memberitahu teacher. Untuk ini, teacher memainkan drama kecil. Saat memperhatikan teachers main drama, si anak tidak memberikan respons. Ia terus melanjutkan permainan seolah tidak pernah terjadi sesuatu dengan dirinya. Namun beberapa hari kemudian si anak datang ke teacher dan mengatakan,’ Kak, pinjam Bronto; Kak, aku pinjam 1 lho!’ Ternyata pesan drama teachers sampai juga pada sasaran.

Sunday, July 26, 2009

Pembinaan Tenaga Pendidik PAUD non formal


Tanggal 24 Juli kemarin, Bu Shoba diundang oleh Diknas Pusat untuk menjadi pembicara pada
pembinaan tenaga pendidik PAUD non formal, membawakan materi mengenai ‘Teknik Mengajar dan Bermain Edukatif’. Lokasi acara di Cisarua, Puncak. Tentunya seluruh tim Saraswati ikut serta, kecuali Kak Fida yang diutus menjaga gawang. Para partisipan yang terdiri dari 35 orang sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan yang sudah disiapkan oleh tim Saraswati – so far workshop ini yang paling seru menurut teachers, karena partisipasi yang sangat aktif dari para peserta.