Monday, July 27, 2009

Proses Penyesuaian anak saat awal tahun ajaran

Awal tahun ajaran baru biasanya merupakan waktu penyesuaian bagi anak-anak, teachers, maupun orang tua. Bagi anak-anak, mereka harus menyesuaikan dengan teman-teman baru, suasana baru di kelas yang berbeda dengan wali kelas yang berbeda. Wujud dari penyesuaian ini pun berbeda – ada yang tidak sabaran dengan adik PG, ada yang bersikap ketus terhadap teman barunya maupun wali kelas yang baru. Ada yang meminjam ‘mainan’ di kelas tanpa memberitahu teacher. Maka, berbagai tantangan sudah menghadapi para teachers beberapa minggu terakhir ini. Para teachers harus mempelajari karakter anak masing-masing dan mencoba membantu anak-anak untuk bisa menyesuaikan diri dengan lebih baik. Berikut beberapa anekdot menarik yang menggambarkan suasana di sekolah beberapa minggu terakhir ini

Anak yang berperilaku ‘jutek’

Anak : Emmm…aku ngga mau nulis! aku ngga mau masuk kelas!(dengan nada yang sangat ketus)
Teacher mencoba membujuknya.
Anak : Huh! Aku nggak mau, disini aja! (sambil ‘membuang muka’, dengan ekspresi yang menyatakan bahwa ia tidak akan berubah pikiran. Kemudian masih dengan nada ‘juteknya’, ia melanjutkan, ‘ Aku punya buku baru!’ (seolah teacher seharusnya sudah mengetahui hal itu).

Teacher menanggapi, (mengikuti nada si anak): Aku juga punya!
Anak: Buku baru aku bagus! (seolah tidak mau kalah dengan teacher)
Teacher: Buku baru aku dong ada 3, tuh lihat! (teacher menunjukkan buku berbahasa Inggris yang memang seharusnya dibagikan pada anak-anak).
Si anak menoleh dengan rasa ingin tahu terhadap buku-buku tersebut.
Teacher: Aku mau bagikan ke teman-teman!
Anak : Ya udah, aku juga mau ikut. (Anak ikut masuk kelas dengan teacher). Saat dibagikan, si anak berteriak dengan sangat bahagia, ‘iiiiiiiihhhh….bagus sekali bukunya.’
Selesai permasalahan!…seringkali teacher harus menjadi seperti anak-anak dan berdialog bagaikan seusia anak-anak untuk menyelesaikan masalah.

Adik playgroup ingin ikut main dengan kakak TK

Gede, Yoda, dan Vincent sedang bermain bola bertiga. Vincent, dengan ukuran badan yang lebih kecil , lagi-lagi kalah gesit dalam menendang bola, sehingga ia tidak dapat kesempatan menendang bola. Vincent terlihat mulai kesal. Giovanni, adik PG, baru datang dan ingin ikut bermain. Dengan ucapan yang masih belum sempurna, ia berkata, ‘Gio mau olah raga, ini kan olah raga..’.
Vincent (dengan muka yang masih kesal karena tidak mendapat bola): Bukan! Olah raganya udah tadi pagi.
Gio tetap cuek dan terus berseru, ‘ini kan olah raga’, sambil mencoba menendang bola.
Vincent mengadu pada teacher : Kak, olahraga kan udah ya tadi pagi.
Teacher tidak langsung member tanggapan, namun tetap memperhatikan anak-anak.
Gede dan Yoda yang sedang asyik bermain mulai merasa terganggu dengan Gio. Tanpa berkata, Yoda ( dengan penuh kesadaran bahwa Gio masih kecil) perlahan menarik tangan Gio dan mendudukannya di mobil-mobilan. Lalu ia kembali bermain.
Gio hanya sebentar bertahan di mobil-mobilannya, lalu ia pun kembali ikut bermain bola. Yoda sekali lagi mengajaknya dan kali ini mendudukannya di perosotan (agak lebih jauh). Perhatian Gio tergeser ke bak pasir.
Permainan bola pun berlanjut. Vincent tetap tidak mendapatkan kesempatan menendang bola.
Vincent ( keesokan harinya, saat baru datang ke sekolah) : Aku lagi sebel!
Teacher: Sama siapa?
Vincent : Tuh, tuh, yang baju biru, sama yang baju kotak-kotak!
Teacher: Memangnya kenapa?
Vincent : Abis, kemarin main bola, aku nggak dikasih tendang.
Teacher: Ya sudah! Yang kemarin-kemarin kita tidak menyimpan dendam. Untuk sementara, instruksi teacher cukup untuk meredakan emosi Vincent.


Beberapa insiden lainnya seperti saat anak membawa pulang mainan sekolah tanpa memberitahu teacher. Untuk ini, teacher memainkan drama kecil. Saat memperhatikan teachers main drama, si anak tidak memberikan respons. Ia terus melanjutkan permainan seolah tidak pernah terjadi sesuatu dengan dirinya. Namun beberapa hari kemudian si anak datang ke teacher dan mengatakan,’ Kak, pinjam Bronto; Kak, aku pinjam 1 lho!’ Ternyata pesan drama teachers sampai juga pada sasaran.

No comments: