Monday, February 9, 2009

PETS' DAY


Hari Sabtu tgl 7 Februari, anak-anak datang ke sekolah membawa binatang peliharaannya. Pets’ Day diadakan sesuai dengan tema ’animals’, sekaligus mengajak anak-anak untuk lebih sayang dengan binatang karena mereka juga ciptaan Tuhan.

Sebelum hari H, di kelas TK, anak-anak diminta untuk bercerita tentang binatang peliharaannya masing-masing, dan menggambarnya. Lihatlah gambar yang mereka buat – sangat mirip dengan binatang aslinya.


Achie mengatakan bahwa ia tidak mau mewarnai gambarnya karena anjingnya berwarna putih.

Vira mengatakan tidak hadir untuk Pets’ Day. Teacher telpon ke Oma...O...ternyata Oma kebingungan karena Vira mengatakan bahwa ia harus membawa kucing ke sekolah saat Pets’ Day, karena yang ia gambar adalah kucing. Tapi Oma tidak punya kucing! Waaala…Teacher menjelaskan boleh bawah binatang apa saja, koq, ikan juga boleh. Kalo gitu, Vira hadir deh.

Benar, saat hari H Vira datang membawa ember besar, isinya ikan bawal. Gede membawa kura-kuranya; Demikian juga Nanda; Dinda membawa burung kenarinya; Raga membawa hamster; Achie membawa anjingnya, dan ada juga yang membawa ikan sapu-sapu, dan 4 ikan lele, yang tidak mau diam di embernya – sempat loncat keluar. Anak-anak mencoba untuk memasukkannya kembali ke dalam ember, ternyata sulit…sampai harus minta tolong mbak Sarti.

Acara dimulai dengan performance dari teachers. Ya, kali ini bukan anak-anak yang perform tetapi teachers! – ini juga karena masukkan dari anak-anak,’ koq yang drama anak-anak terus, teachers dan orang tua tinggal nonton?!’ Begitu complaint anak-anak. So, teachers membuat drama mini, dengan tema ’binatang’, pesan dalam drama adalah bahwa kita perlu menyanyangi binatang karena binatang adalah ciptaan Tuhan. Akhir performance, teachers bersama semua anak mengikuti irama, 'I like to move it, move it, dari sound track Madagascar 2'.

Sesudah agak tenang, acara dilanjutkan dengan Adin membacakan buku cerita dalam bahasa Inggris pada orang tua dan teman-teman. Bukunya berjudul, ‘The Puppy Book’. Sedangkan, Fendi membacakan cerita dalam bahasa Indonesia, dengan judul buku, ‘sayangilah aku’.

Tiba saatnya bagi anak-anak untuk bercerita mengenai binatang peliharaannya.
- Nanda baru beli kura-kuranya di Carrefour sehari sebelumnya. Namanya ‘bintang’. Nanda
janji mau pelihara sampai kura-kuranya besar.
- Keisya mengatakan bahwa ikan cupang yang ia bawah adalah ikan cupang ‘giant’, (dalam
gambarnya, ‘jayen’). Ikannya suka berantem, ekornya ke-belah.
- Dinda bercerita bahwa burung kenarinya ia pelihara sejak masih telur. Sekarang sudah besar
dan berwarna kuning.

Achie sudah pernah membawa Happy, anjingnya, ke sekolah untuk ditunjukkan ke teman-teman. Dari sini juga, ia tahu bahwa bagi yang Muslim, tidak boleh kena jilat oleh anjing. Maka saat Hari H, Happy berada di dalam kandangnya. Sempat di gendong sebentar. Teman-teman Muslim boleh mengelus bulunya tetapi tidak sampai kejilat. Bagi Achie, Happy bagaikan adiknya dan ia sayang sekali dengan Happy.


Sunday, February 1, 2009

Disiplin dengan kasih dan kesabaran

Melanjutkan dari cerita pada posting sebelumnya (Suasana belajar yang demokratis dan fleksibel)

Sementara Kak Anna, dan Kak Tri membimbing anak-anak lainnya dalam kegiatan menulis, Popo tetap duduk di karpet sambil bermain dengan moveable alphabet.

Kak Anna mengajak Popo: Ayo, Po, simpan dulu alfabetnya, kita coba menulis sekarang.
Popo cuek saja. Kak Anna mengajaknya sekali lagi, ‘Po, ayo menulis.Kak Anna bantu.’, tetapi Popo tetap cuek, dan pindah ke arena puzzle.

Kak Anna : Po, please, Kak Anna juga memperhatikan temanmu (saat itu Nanda ingin bertanya pada Kak Anna)
Kak Anna meninggalkan Popo sambil berkata,’Kalau Popo tidak tertib, Kak Anna minta Popo di Quiet Area ya 5 menit.’ Kemudian Kak Anna meninggalkan Popo dan mengarahkan anak-anak yang lain.

Tidak lama terdengar Popo menangis, ‘Bunda, Bunda’. Kak Anna kembali menghampirinya dan menanyakan, ‘Kenapa Popo nangis?’. Tangisan Popo semakin keras, membuat Kak herly break dari meetingnya. Kak Herly mengajak Popo ke ruang kelas TK B, dan sambil duduk di sampingnya, membiarkan Popo menangis sejenak.

Kak Herly (sesudah Popo agak tenang): Popo kenapa? Popo mau ke bunda..Ok, kamu boleh ke bunda, namun Popo tidak nangis. Kak Herly minta tolong popo ambil tisu lalu lap air mata, minum air, dan tunggu disini sambil Kak Herly panggil bunda.

Sebelum mengajak masuk bunda Popo, Kak Herly menceritakan pada bunda kejadian sebelumnya. Bunda masuk ruang kelas TK B, memeluk Popo sambil mengusap kepala Popo. Setelah Popo tenang, bunda menjelaskan pada Popo bahwa tidak baik seperti itu, karena Kak Anna juga harus memperhatikan teman-temannya yang lain.

Saat situasi sudah tenang, Kak Herly mengajak Popo kembali ke karpet biru bersama Bunda menemani sebentar, lalu bunda sepengetahuan Popo, keluar kelas dan menunggu di ruang tunggu. Popo bermain kembali dengan Kak Herly.

Kak Herly (melihat Popo sudah tenang kembali): Po, kenapa sich tadi menangis?
Popo (malu-malu): aku sedih Kak Anna tinggalin Popo.
Kak Herly: Terus gimana dong kamu dengan Kak Anna?
Popo: Aku mau minta maaf karena aku ngga tertib.
Popo (menjulurkan tangannya ke Kak Anna): Kak Anna, maaf ya, Kak.
Kak Anna (dengan senyum yang manis): iya, Po.

Suasana Belajar Demokratis dan Fleksibel

Hari Jumat, tgl 30 Jan 2009, setelah makan pagi jam 10.00wib, TK B berkumpul di karpet biru untuk ’bermain bahasa’. Tema minggu itu adalah binatang. Kak Herly mengeluarkan secret box yang isinya berbagai model binatang dan gambar-gambar binatang. Moveable alphabet juga sudah siap untuk dipakai. Tidak lama kemudian, anak-anak TK A mulai berdatangan satu per satu mengelilingi…

Kak Herly : Gede, kamu mau bergabung?
Gede : Ya, Kak.
Kak Herly : Izin dulu sama Kak Tri (wali kelas TKA) – Kak Tri, bagaimana, anak-anak
TKA mau bergabung?
Kak Tri : Tanya anak-anak saja, Kak.

Ternyata ada yang mau, ada yang tidak. Kak Tri mengatakan kepada anak-anak bahwa kalau suara terbanyak mau gabung, berarti mereka akan gabung dengan TKB. Lalu Kak Tri menanyakan satu per satu…Gede gabung, Olla gabung, Shazma gabung, Keisya dengan suara yang pelan, mengatakan,’ngga, Kak’, sambil menggelengkan kepalanya. Feli dengan senyumnya yang khas mengatakan gabung.
Kak. Herly ; Ok, semuanya, kita kumpul, tapi kita nyanyi dulu ya..
Dengan suara yang nyaring, anak-anak menyanyikan lagu ‘baa baa black sheep’.
Kak Herly : Ok, kita mulai dengan menyebutkan nama-nama binatang yang ada di kotak rahasia ini ya.

Anak-anak ada yang menyebut dalam bahasa Inggris, dan ada juga dalam bahasa Indonesia. Kak Herly mengarahkan anak-anak untuk memilih satu bahasa, dan bergilir pakai bahasa kedua. Anak-anak memilih untuk menyebutnya dalam bahasa Inggris terlebih dahulu baru dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, kotak rahasia digoyangkan dan anak-anak diminta untuk menebak, binatang apa yang kiranya keluar dari kotak.

Kak Herly : Ok, siapa tadi yang menebak dengan benar….boleh mengambil moveable alphabet
yang sesuai. Anak-anak dengan antusias mengangkat tangannya, ‘Saya, Kak..’

Demikian satu per satu, anak-anak belajar mengeja nama-nama binatang yang ada di kotak rahasia. Setelah mereka semua mendapat giliran, masing-masing anak siap untuk menuliskan nama-nama binatang tersebut di bukunya. Selanjutnya, Kak Herly minta Kak Anna dan Kak Tri untuk membimbing anak-anak dalam kegiatan menulisnya. (dilanjutkan diposting berikut)

Perayaan IMLEK

Dimulai dengan sebuah cerita mengenai perayaan Imlek di negeri Cina. Adakah yang tahu, apa yang dilakukan oleh orang-orang saat merayakan IMLEK.
Vira: ‘Barongsay, aku lihat di Puri.’
Popo: ‘menyalakan petasan’
Sesuai buku cerita, Kak Herly menceritakan kenapa semua bernuansa merah saat Imlek; kenapa orang-orang menyalakan petasan; dan kenapa juga selalu ada lampion.
Teachers kemudian memandu anak-anak dalam kegiatan membuat lampion. Tiba saatnya untuk mengambil angpao dari pohon. Anak-anak yang lain dengan antusias mengambil angpaonya. Tapi tidak demikian dengan Gede. Ia membuang angpaonya. ‘Koq dibuang, Gede, itu kan isinya uang’, seru Fendi. Gede langsung mengambil kembali angpaonya, dan membukanya. “Horreee…’, ia berteriak girang karena melihat ada Rp.1000 di dalamnya.
Sayangnya foto-fotonya tidak bisa dimuat karena format tidak sesuai)

Performance Day Surprise

Performance day dengan tema ‘Sing and Dance’ merupakan acara pertama kita di tahun baru 2009. Panggung meriah sudah disiapkan oleh teachers di kelas TK. Display pekerjaan anak-anak di sekolah sudah ditempel sepanjang dinding kelas, maupun dinding di ruang tunggu dan di dinding luar, sehingga orang tua tidak mungkin melewatkannya. Seusai kata sambutan, musik dimulai. Anak-anak sudah tidak sabar untuk tampil di panggung, dimulai dengan lagu ‘Old Mac Donald’, lalu ‘5 little monkeys’. Wah, tapi suaranya koq pada hilang ya?Ayo, sama-sama semuanya suaranya yang keras, ‘5 little monkeys…’, Kak Herly memandu anak-anak. Perlahan-lahan suara anak-anak pun semakin terdengar…semakin pede, sampai-sampai lupa bahwa mereka sedang ditonton oleh parents. Gede, yang berperan sebagai dokter, menyahut dengan jelas dan suara keras, ‘No more monkeys jumping on the bed’.

Saat tari meong, anak-anak (girls) terlihat sangat kompak, bukan hanya dari gerakannya saja, tetapi melebihi dari gerakan menari adalah perasaan kebersamaan yang telah terjalin di antara mereka. Saat sudah di depan dan musik dimainkan, ternyata Olla tidak mau menari. Sambil menari, Dinda dan teman-teman lainnya terdengar membujuknya, ‘Ayo, Olla, nari, La.’ Tidak ada rasa marah pada teman-teman. Mereka juga tidak mengolok Olla karena ia tidak mau menari. Selanjutnya, saat tari piring, Olla sudah tidak perlu bujukan lagi, ia langsung ikut bergerak bersama dengan teman-teman.

Sementara, Tiana (PG) yang belum pernah ikut eskul menari, berdiri paling depan dan dengan antusias dan bebas menari mengikuti gerakan teman-teman yang lain…

Surprise terakhir adalah Ghia (PG) yang biasanya tidak mau tampil atau bergabung jika terlalu ramai, menyanyikan lagu ’Laskar Pelangi’ (bukan hanya sepotong saja, tapi keseluruhan lagu) ditemani oleh kedua kakaknya yang sudah di SD.

Suasana performance sengaja dibuat akrab dan informal, agar anak-anak tidak ragu untuk mengekspresikan diri mereka melalui gerakan tari dan menyanyi. Ternyata, anak-anak sangat menikmati acara tersebut. Pengalaman positif yang mereka dapatkan, berupa kebersamaan (antara teman/orang tua/teachers), perasaan dihargai (display karya dari setiap anak), kesempatan untuk mengekspresikan diri dengan bebas serta dukungan dari orang tua akan membantu membangun percaya diri mereka.
(sayangnya foto tidak dapat dimuat karena format tidak sesuai)