Sunday, February 1, 2009

Disiplin dengan kasih dan kesabaran

Melanjutkan dari cerita pada posting sebelumnya (Suasana belajar yang demokratis dan fleksibel)

Sementara Kak Anna, dan Kak Tri membimbing anak-anak lainnya dalam kegiatan menulis, Popo tetap duduk di karpet sambil bermain dengan moveable alphabet.

Kak Anna mengajak Popo: Ayo, Po, simpan dulu alfabetnya, kita coba menulis sekarang.
Popo cuek saja. Kak Anna mengajaknya sekali lagi, ‘Po, ayo menulis.Kak Anna bantu.’, tetapi Popo tetap cuek, dan pindah ke arena puzzle.

Kak Anna : Po, please, Kak Anna juga memperhatikan temanmu (saat itu Nanda ingin bertanya pada Kak Anna)
Kak Anna meninggalkan Popo sambil berkata,’Kalau Popo tidak tertib, Kak Anna minta Popo di Quiet Area ya 5 menit.’ Kemudian Kak Anna meninggalkan Popo dan mengarahkan anak-anak yang lain.

Tidak lama terdengar Popo menangis, ‘Bunda, Bunda’. Kak Anna kembali menghampirinya dan menanyakan, ‘Kenapa Popo nangis?’. Tangisan Popo semakin keras, membuat Kak herly break dari meetingnya. Kak Herly mengajak Popo ke ruang kelas TK B, dan sambil duduk di sampingnya, membiarkan Popo menangis sejenak.

Kak Herly (sesudah Popo agak tenang): Popo kenapa? Popo mau ke bunda..Ok, kamu boleh ke bunda, namun Popo tidak nangis. Kak Herly minta tolong popo ambil tisu lalu lap air mata, minum air, dan tunggu disini sambil Kak Herly panggil bunda.

Sebelum mengajak masuk bunda Popo, Kak Herly menceritakan pada bunda kejadian sebelumnya. Bunda masuk ruang kelas TK B, memeluk Popo sambil mengusap kepala Popo. Setelah Popo tenang, bunda menjelaskan pada Popo bahwa tidak baik seperti itu, karena Kak Anna juga harus memperhatikan teman-temannya yang lain.

Saat situasi sudah tenang, Kak Herly mengajak Popo kembali ke karpet biru bersama Bunda menemani sebentar, lalu bunda sepengetahuan Popo, keluar kelas dan menunggu di ruang tunggu. Popo bermain kembali dengan Kak Herly.

Kak Herly (melihat Popo sudah tenang kembali): Po, kenapa sich tadi menangis?
Popo (malu-malu): aku sedih Kak Anna tinggalin Popo.
Kak Herly: Terus gimana dong kamu dengan Kak Anna?
Popo: Aku mau minta maaf karena aku ngga tertib.
Popo (menjulurkan tangannya ke Kak Anna): Kak Anna, maaf ya, Kak.
Kak Anna (dengan senyum yang manis): iya, Po.

No comments: