Sunday, March 29, 2009

Buah Belimbing untuk Problem Solving??

Bagaimana jika ada anak yang tidak berhenti menangis dan selalu mencari bundanya. Jika bunda keluar kelas, sang anak langsung berteriak histeris sampai membanting tubuhnya ke lantai. Tetapi Kakak tetap tidak kehabisan ide, koq. Berikut cerita dari Kak Helen..

Sang anak mulai menangis lagi saat menyadari bahwa bunda tidak ada di dalam kelas. Ia menangis dan menjerit. Kakak membujuknya untuk berhenti menangis, ’Stop dulu nangisnya, nanti Kakak panggil mama.’ Sang anak berhenti sejenak. Untuk mengulur waktu, kakak minta sang anak untuk mengambil tisu dan memberikannya minum, lalu mengajaknya bermain. Wah, tidak berhasil juga dan sang anak menangis kembali!

Tidak putus asa, kakak mengajak sang anak ke backyard. Beberapa buah belimbing terlihat jatuh di bawah pohon - kakak punya ide!!

Kak Helen : Eh, (dik), ada pohon belimbing tinggi sekali. (Adik) punya pohon belimbing gak di rumah?
Anak : (Adik) ga punya (sambil menangis)
Kak Helen : (Adik) suka buah belimbing gak?
Anak : suka
Kak Helen : Kalau (adik) beli belimbing dimana, di superindo ya?
Anak : enggak, Kak, di superindo ga ada belimbing, adanya jeruk. (Adik) suka beli jeruk di superindo sama mama... (sudah berhenti menangis)
Kak Helen : Eh, (adik), lihat deh, dibawah ada buah belimbing yang jatuh, kecil-kecil sekali.
Anak : Iya, Kak (sambil mengambil buah belimbing di bawah pohon)
Kak helen : Kita kumpulin buah belimbingnya yuk, terus kita hitung ada berapa buahnya.
Anak : Yuk, Kak.

Demikian, kakak dan sang anak dengan asyik mengumpulkan buah belimbing yang jatuh sambil menghitung. Bundapun terlupakan. Sang anak kemudian melihat sebuah lubang kecil dan ia bertanya, ‘Ini apa, Kak?’
Kak Helen : Ini lubang semut…lubang semutnya banyak ya, (dik). Kita hitung yuk ada berapa lubangnya..

Demikian, dengan sedikit kreatifitas, kakak dapat merubah tangisan menjadi suatu pengalaman belajar yang menyenangkan bagi sang anak. Sebelum pulang, Kakak mencium pipi sang anak (sambil menjelaskan bahwa ia sudah bisa ditinggal mama), dan sang anak pun mencium pipi Kakak, pertanda bahwa ia sudah merasa aman bersama Kakak.

1 comment:

Anonymous said...

Salut dengan pembelajaran Saraswati! Nggak sabar ingin agar Harsya segera bergabung di playgroup-nya :)