SEjak bulan Agustus yang lalu, anak-anak sangat gemar observasi kehidupan binatang yang ada di taman sekolah. Selama berhari-hari setiap pulang sekolah, anak-anak mengumpulkan keong-keong yang ada di taman. Nah, ini merupakan peluang yang menarik untuk mengembangkan kurikulum. Walaupun tidak termasuk dalam agenda, topik kelas beralih ke binatang moluska. Teachers bergegas mencari informasi dan gambar moluska di internet. Buku-buku di library sekolah yang berkaitan dengan moluska didisplay di kelas. Keong-keong yang dikumpulkan oleh anak-anak di display di discovery area. Gede membawa 'hermit crab' yang ia miliki. TEachers pun sibuk mencari kerang bambu, kerang biru dan lainnya untuk memperkaya koleksi kerang yang dimiliki sekolah. Semakin hari, topik semakin berkembang. Di Discovery area, anak-anak dan teachers mencoba mencocokkan kerang yang ada dengan kerang di poster.
Gede : Kak, yang ini yang mana?
Teacher: O, yang ini (sambil menunjuk ke poster). Bentuknya sama tapi coraknya beda.
Gede : O, pasti keluarganya, Kak.
Dinda Harum: Yang ini ada akarnya (sambil mengobservasi detail kerang)
Gede: Masa? Coba-coba, masa sih?!
Teacher: Coba pakai kaca pembesar.
Gede: O, iya ya lebih jelas.
Gede : Batu-batuan ini termasuk keluarga laut, benda hidup termasuk juga batu (Gede menjelaskan mengenai batu koral ke teacher dan teman-temannya)
Najwa: PAsir itu bisa buat nulis, diratain dulu...aku mau gambar keluarga.
Kurikulum di SAraswati bersifat terbuka, artinya teachers tidak terpaku pada agenda yang sudah direncanakan. Jika anak-anak mengangkat sesuatu hal yang menarik, maka bisa menjadi topik baru di kelas dan pengalaman belajar yang menyenangkan. Ini adalah penerapan dari konsep 'Emergent Curriculum'.
No comments:
Post a Comment