Ghia beberapa hari tidak masuk sekolah. Saat masuk hari Senin, ia memasang muka marah terhadap Nadya. Di areal dramatik, Nadya tidak diperbolehkan masuk. Interaksi Ghia dengan Nadya di areal lainnya juga sangat ketus. Ternyata, awal mulanya adalah karena Nadya membereskan mainan Ghia saat cleanup. Ghia ingin melakukannya sendiri, namun Nadya asal membereskan saja! Kak Herly mencoba meredakan konflik Ghia.
Teacher: Kita tidak boleh dendam lho! Apalagi bulan puasa...
Ghia: Orang aku tidak puasa, biarin aja! Aku ngga mau maafin!
Teacher: Ghia, kenapa tidak mau maafin Nadya?
Ghia: Malas aja pokoknya! Aku kan masih kecil, jadi boleh tidak mau maafin teman. Di rumah, Ghia dibilang anak kecil.
Teacher jelaskan pada Ghia bahwa memang di rumah Ghia paling kecil, semua panggil Ghia dede. Namun di Sekolah Ghia sudah kakak TK, Ghia harus bisa memberik contoh yang baik pada ada adik-adik playgroup. Ghia tetap dengan pendiriannya.
Teacher: Ya Sudah, kalau Ghia merasa masih kecil, nanti Kakak kumpulin semua laporan Ghia, terus kakak kasih ke Kak Fida di Playgroup, Ghia masuk lagi ke Playgroup.
Ghia (berpikir beberapa detik): Ya sudah! kalau gitu aku didamai-in aja! (maksud Ghia meminta teacher untuk mendamai-kan konfliknya dengan Nadya).
Setelah damai, pada siang hari terlihat Ghia bermain kembali dengan Nadya.
No comments:
Post a Comment