Minggu lalu, di kelas, seorang anak memukul temannya dengan sedotan. Si anak memang tidak bermaksud untuk menyakiti temannya, ia hanya ingin mengekspresikan kesenangannya, namun caranya kurang tepat dan ia telah membuat temannya menangis. Kak Herly menjelaskan padanya bahwa memukul seperti itu menyakiti teman - sebagaimana kita sendiri tidak mau disakiti, kita juga tidak boleh menyakiti teman. Lalu Kak Herly mengajak si anak untuk meminta maaf pada temannya yang kena pukul tadi. Namun si anak menolak..bahkan sampai pada waktu pulang, ia bersikeras menolak untuk minta maaf pada temannya.
Kebetulan pada hari tersebut, teacher membawa stiker dan ingin membagikannya pada anak-anak sebagai tanda terima kasih bahwa mereka sudah bisa untuk mengikuti peraturan di kelas. Si anak yang memukul temannya, dengan antusias menunggu stikernya, tetapi kali ini ia tidak mendapatkan stiker karena ia masih juga tidak mau untuk meminta maaf pada temannya.
Pada saat-saat seperti inilah terjadi pergumulan yang hebat dalam hati teacher, antara ’nggak tega’ tetapi harus tetap menjalankan peraturan agar anak ’belajar’. Kak Herly memeluknya dan menjelaskan padanya kenapa ia tidak bisa mendapatkan stiker, dan menekankan bahwa teacher tetap sayang padanya.
Keesokan harinya, saat sampai di sekolah, si anak langsung datang ke Kak Herly dan mengatakan, ..’Kak, aku mau minta maaf......’ Wow...apa yang terjadi, si anak tahu-tahu berubah haluan? Ternyata si anak menceritakan seluruh kejadian di sekolah pada neneknya di rumah. Nenek pun mendukung teacher dan menjelaskan kembali pada si anak bahwa ia harus meminta maaf dan tidak memukul temannya lagi.
Sebagai teacher memang kita harus selalu memainkan ‘balancing act’, sejauh apa kita masih bisa bersikap permisif terhadap anak, dan kapan kita harus men-tega-kan diri, demi pembentukan karakter positif pada anak-anak. Apa yang dilakukan oleh teacher tentunya hanya akan berhasil jika didukung oleh orang tua di rumah. Karenanya Saraswati selalu membuka kesempatan bagi orang tua untuk berkomunikasi dengan tim Saraswati. SDC.
No comments:
Post a Comment