Beberapa posting yang lalu, saya sharing sedikit mengenai sistem pendidikan di Sekolah Waldorf, dan beberapa prinsip dasar mereka sudah kita terapkan di Saraswati, seperti menegur anak yang kurang tepat, tidak secara langsung, tetapi melalui cerita. Simak kejadian berikut:
Bermain dengan api :
‘Nanda luka tangannya saat bermain api di rumah bersama dengan sepupunya.’ lapor bunda Nanda ke teacher. Menurut Bunda, ia sudah melarangnya. Apa boleh dikata, curiosity anak pada usia dini memang sedang berkembang dengan gencar.
Saat circle time, setelah menyanyikan beberapa nursery rhymes, Kak Tri mengatakan bahwa ia punya mainan baru sambil menyembunyikan tangannya.
‘Apa, kak; apa, kak?’ ‘boneka ya, kak?’ tanya anak-anak.
‘Bukan, kalo itu ngga seru, yang ini mainannya seru sekali’, Kak Tri menjawab. Anak-anak sudah tidak sabar dan sangat mengharapkan bahwa Kak Tri memperlihatkan mainannya yang baru dan seru itu. Akhirnya, Kak Tri menunjukkan mainannya.
‘Ini dia, mainannya!’ Kak Tri memperlihatkan korek api sambil menyalakan/mematikan apinya. Wajah anak-anak terlihat bingung.
‘Kak, itu kan korek api, kak.’
Alil berkata,’Kak, itu kan buat nyalain rokok ayah..bukan mainan!’
Seorang anak lainnya nyeletuk,’awas kena lho, kak’. Pada saat inilah Nanda tertegur..’iya kak, seperti aku kena nih di tanganku.’
Kak Tri (sambil menyalakan apinya, dengan tiba-tiba) : ‘OUW…..tanganku kena apinya.’
'Makanya, Kak, jangan main api', seru seorang anak.
2 comments:
i like......
Kak Tri....
mama olla mau sampaikan uneg-uneg, olla sering cerita kalau dia sering dijailin sama popo.... misalnya :
- olla lagi mainan ayunan ... eh sama popo ayunannya didorong kenceng
- olla lagi berdiri......... eh sama popo tiba-tiba ditonjok
- olla lagi jalan...........eh sama popo didorong
semua itu menjadi dampak negatif loh buat olla.... contohnya adiknya (ekal) lagi belajar jalan, dan tiba-tiba olla dorong adiknya....
Kak Tri.... saya berharap kejadian-kejadian di atas, tidak akan terjadi lagi sama olla.....
Terima Kasih
CC.
- Yth. Ibu Kepala Sekolah
- Yth. Ibu Shoba
Post a Comment