Tuesday, April 16, 2013

Hati-hati saat memuji anak...


‘kamu pinter sekali…! gambarnya bagus!’Begitu biasanya kita terbiasa untuk memuji anak-anak kita.
Sebuah studi di ‘Journal of Experimental Psychology’ (http://www.wired.com/geekdad/2013/03/kids-with-low-self-esteem-the-parental-praise-paradox/) menyatakan bahwa ada dua cara untuk memuji anak:
-pujian yang terfokuskan pada diri si anak (disebut person praise);
- pujian yang terfokuskan pada perilaku yang tepat atau pada apa yang dilakukan oleh si anak untuk mencapai tujuannya (disebut process praise).
Menurut Brummelman dan Bushman, Person praise sangat berkaitan dengan konsep diri si anak. Karena seringnya mendapatkan pujian seperti itu, si anak jadi tidak ‘pede’ kalo belum mendengar kata-kata tersebut. Maksud kita memang baik, yaitu, meningkatkan rasa percaya diri anak, tapi si anak jadi ketergantungan dan ingin mendapatkan validasi dari orang lain mengenai apa yang sedang ia kerjakan, apalagi kalau si anak memang pada dasarnya sudah kurang percaya diri. Hal ini juga akan membuatnya takut atau enggan untuk mencoba sesuatu yang baru atau berbeda karena khawatir tidak akan mendapatkan pujian tersebut.
Bahaya dari Person praise adalah pujian ini bersifat global terhadap konsep diri anak – ‘aku anak pinter’. Sekalinya anak tersebut mengalami kegagalan, konsep dirinya pun langsung anjlok – ‘ternyata aku bukan anak pinter’.
Di lain pihak untuk process praise, pujian diarahkan pada hal yang bersifat lebih spesifik, dan terbatas pada suatu hal tertentu. Misalnya, si anak mendapatkan pujian mengenai cara ia menuang air – ‘O..bagus  sekali,  kamu tidak menumpahkan air sedikit pun saat menuangnya.’ Ada perasaan positif mengenai kemampuan diri si anak, dan ini mengembangkan percaya diri yang lebih kokoh – tidak mudah runtuh saat ia mengalami kegagalan dalam situasi yang berbeda.  Demikian sedikit sharing kami mengenai cara memuji anak… . 

Dari Sabang Sampai Merauke

Saat ini anak-anak Saraswati sedang mempelajari peta dunia. Mereka belajar mengenal berbagai benua di dunia dan dapat menyebutkan dengan tepat nama benua tersebut. Globe, peta, serta puzzle benua a la Montessori disediakan di kelas bagi anak-anak untuk menggunakannya.

Setelah mengenal benua, saatnya anak-anak mengenal berbagai pulau di Indonesia "Dari Sabang Sampai Merauke" ...Teachers sudah menyediakan berbagai gambar dari majalah dan koran yang merupakan ciri khas masing-masing daerah berupa binatang khas, jenis kostum, keindahan alam, kegiatan adat, dan lainnya. Ada juga slide show mengenai ciri khas daerah serta download tari daerah dari you tube yang ditunjukkan pada anak-anak. Wow, ternyata anak-anak cepat sekali hafal nama-nama pulau yang ada di Indonesia ya,,, Anak-anak juga belajar berhitung dalam bahasa daerah, seperti bahasa jawa, sunda, dan bali. Kebetulan ada teman-teman dari UNJ yang sedang melakukan observasi di Saraswati, ikut mengajarkan berhitung dalam bahasa daerah Aceh dan Palembang.Tentunya, tidak lupa anak-anak juga menari tarian daerah serta belajar menyanyikan beberapa lagu daerah. Begitu melekatnya lagu-lagu daerah sampai saat English time, mereka tetap menyanyikan lagu-lagu tersebut. Selain itu, untuk memperkaya materi di kelas, di areal discovery sudah tersedia berbagai alat musik tradisional yang bisa menjadi bahan eksplorasi lebih lanjut bagi anak-anak.

'Saatnya kita menjelajah Nusantara Dari Sabang Sampai Merauke', begitu kata teacher.
Anak-anak yang duduk menyimak penjelasan, memposisikan diri seolah-olah sedang naik pesawat lengkap dengan pilotnya juga lho.

Wednesday, April 10, 2013

Disiplin Ala Murid Saraswati


Suatu hari ada  kehebohan di kelas, kelas sangat ribut,,,,wahh ada apa nih?
Hari itu anak-anak terlihat tidak tertib, mereka tidak berhenti untuk berteriak, berlari di kelas, bahkan bermain pun tidak tertib, banyak balok dan lego yang berserakan dimana-mana.
Bahkan saat English class pun suasana tetap ramai dan ribut, semua anak sibuk untuk berebut bicara.

Keesokan harinya, saat circle time, kejadian sehari sebelumnya dibahas. Teacher mendiskusikan tentang ketertiban di kelas. Disiplin apa yang akan diterima oleh anak-anak bila tidak tertib seperti berbicara sendiri saat teacher sedang bicara, berlari dikelas, berteriak, melempar mainan, tidak tertib dan sebagainya. Lalu teacher bertanya “yang akan mendisiplin teacher atau anak-anak?” lalu mereka serempak menjawab bahwa mereka sendiri yang akan mendisiplin jika tidak tertib dikelas.
Berikut kedisiplinan ala murid-murid Saraswati:
Panji: menyapu halaman
Timi: membersihkan kelas
Abigael: belajar satu hari penuh
Raia: duduk di belakang (ruang makan teacher)
Gian: merapikan mainan
Ekal: membersihkan mainan
Rayn: membaca di quite area
Bu Shoba: duduk di office tidak boleh masuk ke TK
Kak Tri: duduk di depan menggantikan Kak Ros jaga telpon

Itu semua merupakan perjanjian yang mereka (murid saraswati) buat sendiri apabila tidak tertib dikelas. Di Saraswati, banyak sekali hal-hal yang dapat didiskusikan bersama murid-murid, tidak hanya saat dikelas dan saat pelajaran berlangsung, bahkan mendisiplinkan anak-anak pun tetap berdiskusi dan dalam hal ini, mereka sendirilah yang menentukan disiplin apa yang akan diterima apabila tidak tertib maupun melanggar peraturan yang telah disepakati.

Tuesday, April 9, 2013

Ke Museum Gajah (Museum Nasional)


Wooww….Kita akan melakukan kunjungan lagi (kehebohan di kelas),,,tapi kira-kira kali ini kita akan melakukan kunjungan kemana ya??
Ternyata kali ini kita akan ke Museum Nasional  yang biasa kita kenal dengan nama Museum Gajah.
Seperti biasa, anak-anak dengan wajah antusias dan semangat yang tinggi, sudah datang kesekolah jam 8 pagi, mereka sudah tidak sabar untuk jalan-jalan. Oh iya, khusus untuk kegiatan kunjungan, anak-anak tanpa pendamping lho, hebat ya mereka :)
Tepat jam 8:30 kita semua berangkat, di dalam bus, anak-anak sibuk dengan berbagai cerita dan komentar, seperti“ kak, nanti disana kita lihat apa ya?” “wah lihat,,itu kan Monas” “kak, kita kan pernah ke Monas ya?!” “aku pernah dong naik ke atas”
Dan banyak lagi celotehan mereka.

Akhirnya tiba juga di Museum Nasional, sementara anak-anak menunggu di mobil, Kak Nila turun untuk membeli tiket masuk. Setelah dapat tiketnya, kita semua bisa masuk deh.

Di dalam kita langsung disambut oleh seorang guide yang akan mengajak anak-anak Saraswati berkeliling museum sambil menjelaskan semua yang ada di dalam. Sebelum keliling, anak-anak mendengarkan sekilas tentang apa saja yang ada di museum. 

Ayoo,,,,sebelum kita keliling, bikin barisan yuk seperti kereta.
Persinggahan pertama, kita melihat manusia purba, disana anak-anak diajak untuk melihat berbagai fosil, benda-benda purbakala. Yang paling seru adalah saat anak-anak diajak untuk masuk ke gua, gua merupakan tempat tinggal manusia purba.

Setelah puas keliling disekitar tempat mausia purba, saatnya naik ke atas untuk liat peninggalan kerajaaan Indonesia zaman dahulu, yaitu kerajaan majapahit, disana kita semua diajak melihat benda-benda yang terbuat dari emas murni, untuk bagian ini, kita semua dilarang untuk memotret.
Setelah puas berkeliling, saatnya istirahat. Semua anak mengeluarkan bekal makanan dan mulai makan bersama sambil bercerita tentang kegiatan hari ini. Dan akhirnya, kita pulang dengan senyum merekah. tidak sedikit pun wajah lelah anak-anak, mereka tetap tersenyum, bercerita dan bercanda.